“Panasnya luar biasa!” ujar Gusti Raha, warga Handil Bakti, Kabupaten Barito Kuala. Jumat (12/5) sore, ia berangkat ke masjid untuk salat Jumat dengan perlindungan penuh: kacamata hitam, sarung tangan, jaket, dan sepatu kets. “Nggak cuma bikin gerah, tapi ubun-ubun juga perih,” imbuhnya.
Di kota Banjarmasin juga sama panasnya. Beruntung, menjelang sore, hujan mengguyur dan mendinginkan suhu. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat suhu terpanas di Kalsel menyentuh 35,6 derajat Celcius. “Mei ini tercatat paling tinggi 35,6 derajat Celcius. Itu terjadi pada Kamis 11 Mei kemarin,” kata Prediktor Stamet Syamsudin Noor, Fitma Surya Arghani kepada Radar Banjarmasin.
Padahal kemarin dia mencatat suhu 35 derajat Celcius dengan kelembapan minimal 58 persen. Fitma menjelaskan, ini pertanda memasuki musim kemarau. Panas akan meningkat pada bulan Juli atau Agustus. “Dalam dua bulan itu diperkirakan Kalsel akan memasuki puncak musim kemarau. Kita baru memasuki musim pancaroba,” jelasnya.
Peningkatan suhu udara secara otomatis mengakibatkan peningkatan indeks UV (ultra violet) atau paparan radiasi. Dan itu dapat mengganggu kesehatan manusia. “Biasanya muncul masalah kulit. Seperti terbakar atau terasa terbakar. Sehingga muncul flek hitam,” ujarnya.
Sedangkan untuk lingkungan, panas yang menyengat ini meningkatkan potensi kebakaran lahan dan hutan. Ada empat titik api yang muncul di Banua. “Keempat titik panas ini muncul di tiga kabupaten: Tapin, Hulu Sungai Selatan, dan Tabalong. Tingkat potensi kebakaran berada pada level medium (sedang),” jelasnya. Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Stasiun Klimatologi Kalsel, Goeroeh Tjiptanto mengatakan terjadi peningkatan indeks UV atau kekuatan radiasi.
Peningkatan UV terjadi setiap pukul 10.00 hingga 13.00 WITA. Karena pada jam tersebut banyak awan hujan. Panas matahari yang dipantulkan dari permukaan bumi ke langit terhalang oleh awan tersebut.
“Akibatnya kita merasakan panas laten pada siang atau malam hari,” ujarnya. Goeroeh menegaskan, ini bukan gelombang panas seperti yang terjadi di negara-negara seperti India. Karena tidak memenuhi kejadian ekstrim maksimal.
Pada umumnya suhu panas ini timbul akibat gerak semu matahari, siklus teratur tahunan.