Sejumlah pedagang di Pasar Paringin, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, mengadu ke pemerintah setempat karena tokonya tertutup bangunan baru yang dibangun Dinas PUPRP setempat.
Kepala UPT Pasar Paringin Makmur menjelaskan bangunan yang menutupi toko pedagang tersebut merupakan bangunan yang dibangun oleh Badan PUPRP bagi para pedagang yang terkena dampak pembangunan jembatan kembar tersebut.
“Ada enam pedagang yang tercatat terkena dampak langsung pembangunan jembatan kembar itu dan sembilan bangunan yang ada,” kata Makmur di Paringin, Senin.
Makmur mengatakan, bangunan yang juga berdiri di badan jalan itu juga berdampak pada pengguna jalan, karena saat berpapasan mobil harus bergantian, apalagi pengaturan lalu lintas juga tidak terlihat melalui rambu-rambu yang dipasang.
Terkait pemilihan lokasi pembangunan, Makmur mengaku tidak dilibatkan dalam pemilihan, termasuk mendekati pedagang untuk penempatan.
Makmur melanjutkan, waktu pemindahan masih belum pasti, namun pemberitahuan telah dilakukan kepada sebanyak enam pedagang yang terdampak.
Makmur juga mengatakan, memang ada keberatan dari para pedagang karena pada hari Senin yang merupakan hari pasar banyak pedagang yang menggunakan jalan ini untuk berjualan dan pedagang yang berada di belakang gedung baru juga tutup dari depan.
Sementara itu, Suryani, salah satu pedagang Pasar Paringin, mengeluhkan pendapatannya yang berkurang karena tokonya ditutup oleh gedung baru buatan pemerintah setempat.
“Toko kami tidak terlihat dari jalan karena jalan menuju toko juga sulit dan dari samping sudah ditutup,” keluhnya.
Suryani juga mengeluhkan akses tokonya juga sangat sulit dilalui sepeda motor, banyak yang sudah terjauh dan sulit untuk mengangkut barang, ditambah lagi pembeli harus jalan-jalan.
Suryani berharap pemerintah bisa membuat jalan agar toko tidak tutup dan pembeli lebih mudah masuk ke toko.