Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, melibatkan siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat untuk mensosialisasikan internet sehat di setiap lingkungan keluarga.
“Kita mulai dari lingkungan terkecil seperti keluarga, maka sangat tepat untuk melibatkan mahasiswa karena mereka setiap hari bersama keluarga,” ujar Kepala Diskominfo Kota Banjarmasin Windiasti Kartika saat menghadiri peresmian Kampung Merah Putih di Kota Banjarmasin , Kamis.
Ia mengatakan, siswa SMA merupakan target yang paling tepat karena dari segi usia dianggap sudah mendekati tahap kedewasaan untuk memilah baik buruknya penggunaan internet.
“Kami upayakan agar hanya konten positif yang diakses di lingkungan keluarga,” ujarnya.
Pemkot Banjarmasin berupaya mensosialisasikan internet sehat kepada seluruh siswa, khususnya tingkat SMA, untuk mengambil peran dalam mensosialisasikan internet sehat kepada masyarakat.
Ia mengungkapkan beberapa alasan lain memilih mahasiswa untuk menyosialisasikan penggunaan internet sehat, antara lain peran orang tua dalam mengawasi anak usia dini menggunakan smartphone yang kurang optimal.
Ia menyebutkan beberapa faktor yang menyebabkan peran orang tua di rumah kurang maksimal dalam pengawasan ini, seperti banyaknya urusan pekerjaan yang membuat mereka kurang efektif dalam mengawasi penggunaan internet sehat bagi anak.
Dia mengungkapkan, orang tua kerap memberikan ponsel pintar kepada anaknya dengan alasan agar tidak terganggu dengan pekerjaannya.
Oleh karena itu, kata dia, peran mahasiswa cukup penting sebagai mitra Diskominfotik dalam mensosialisasikan program internet sehat.
Windiasti menyebutkan banyak konten negatif yang harus dihindari dan disaring, seperti berita bohong yang beredar luas dan mudah diakses di smartphone.
Apalagi, kata dia, anak usia dini belum bisa membedakan dampak baik dan buruk konten di media sosial.
Dengan melibatkan mahasiswa, kata dia, program internet sehat bisa menyebar dengan cepat ke masyarakat.
Dalam beberapa kesempatan, pihaknya melakukan kunjungan ke RW secara bertahap untuk menyosialisasikan pembatasan penggunaan smartphone kepada anak usia dini.
Ia juga menyebut pelarangan anak menggunakan smartphone di era serba digital merupakan langkah mundur.
Oleh karena itu, kata dia, langkah yang tepat dan bijak dalam hal ini adalah dengan memantau dan membatasi penggunaannya sejak dini.