Pembajakan WhatsApp kembali beraksi lagi. Sejumlah pengguna melaporkan di media sosial bahwa akun mereka tiba-tiba diambil alih oleh peretas untuk tindakan kriminal.
Baru Ini yang baru-baru ini terjadi pada Rektor Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof Ahmad Alim Bachri. Pembajak (hacker) memanfaatkan nomor handphone dan foto yang bersangkutan untuk mendapatkan keuntungan, dalam penerimaan calon mahasiswa baru.
Belakangan diketahui nomor ponsel itu bukan milik Rektor ULM. Jadi, Rektor ULM seolah menawarkan calon mahasiswa atau orang tua mahasiswa untuk masuk ULM.
Kejadian ini tak hanya menimpa Rektor ULM, beberapa bulan lalu hal serupa juga terjadi, yakni Bupati Tabalong Anang Syakhfiani dan pengacara kondang Fauzan Ramon.
Bahkan Fauzan Ramon yang juga Ketua Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Kalsel mengatakan, akibat nomor ponselnya dibajak hacker, banyak teman-temannya yang menjadi korban.
Fauzan Ramon juga meminta, dengan banyaknya korban akibat kejadian ini, Polda Kalsel dalam hal ini Direktorat Tindak Pidana Khusus segera bertindak cepat mengusut tuntas masalah ini, agar tidak ada lagi korban.
“Kejadian yang menimpa saya ini sudah berlangsung hampir 4 bulan, dan masalah ini sudah saya laporkan ke Polda Kalsel, tapi sampai sekarang belum ada perkembangan sama sekali, apakah alat yang dimiliki oleh Tindak Pidana lebih canggih dengan hacker?” ujarnya, Kamis (29/6/2023).
“Karena kalau kita laporkan, hasilnya pasti ada perkembangan, kekurangannya apa? Misalnya bukti, saksi-saksi, ini sama sekali tidak ada, tentu ini membuat masyarakat kecewa,” keluhnya.
“Kami sangat wajar melapor ke Polda Kalsel, karena itu memang wilayah mereka. Misalnya kita lapor ke Mabes Polri, tentu kita tahu hukumnya akan dikembalikan. Apakah Polda Kalsel tidak mampu? untuk menindaklanjuti hal ini? Kasihan masyarakat yang jadi korban,” ujarnya.
“Kejadian ini bukan saya saja. Bahkan Rektor ULM dan Bupati Tabalong pun ponselnya dihack hacker. Saya kira banyak yang kena, tapi yang muncul di media massa hanya kita,” ujarnya.
“Saya yakin selain saya yang lapor ke Bareskrim juga banyak yang lapor, tapi Bareskrim belum berhasil mengungkap kasus ini, bisa jadi cyber toolsnya lebih canggih dari hackernya, ” dia berkata.
“Banyak orang dirugikan oleh kejahatan seperti ini, jadi jangan sampai terjadi. Karena ini pekerjaan mereka, dan mereka mencari momen yang tepat, seperti penerimaan mahasiswa, pilkada dan lain-lain,” imbuhnya.