Praktisi haji Desy Hasbiyah bersama Cepi Supriatna (duduk kiri)
Yogyakarta (Kemenag) — Praktisi Bimbingan Ibadah Haji Desy Hasbiyah menyebut pembimbing harus bisa membuat jemaah senang (happy) saat menjalani seluruh rangkaian ibadah haji.
Demikian diungkapkan Desy saat didapuk menjadi pembicara pada Evaluasi Bimbingan Manasik Haji Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) di Yogyakarta. Kamis (22/12/2022).
“Buat jemaah haji happy menjalani ibadah haji,” katanya.
Selain membuat senang, pembimbing haji, kata dia juga harus menimbulkan rasa cinta kepada jemaah itu sendiri sehingga dapat diketahui karakteristik dari jemaah hajinya.
“Pembimbing juga dituntut mempunyai softskill seperti personality, characteristic, communication, leadership, empathy and sympathy serta time management,” terang Desy.
“Sehingga dapat mengetahui keinginan jemaahnya,” sambungnya.
Tidak hanya itu, jemaah juga membutuhkan seorang panutan sebagai tempat berbagi. Sebab, kehadiran sosok tersebut akan memberikan kenyamanan ke jemaah.
“Jemaah butuh sosok, karena sosok tersebut akan memberikan kenyamanan jemaah,” terangnya.
Praktisi bimbingan ibadah haji lainnya Cepi Supriatna mengungkapkan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) siap bersinergi dengan pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama. Ia menekankan KBIHU saat ini bukan menjadi kompetitor Kemenag dalam hak membantu membimbing jemaah haji tetapi sudah menjadi bagian dari mitra kerja KBIHU.
“KBIHU bukan kompetitor tapi mitra kerja, KBIHU membantu dalam aspek pembimbingan jemaah dan pihaknya tidak ikut serta sebagai regulator,” tegas Cepi yang juga mantan Sekretaris Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah ini.
Ia pun mengapresiasi Kemenag karena saat ini KBIHU telah dilibatkan dalam membantu memberikan bimbingan manasik (bimsik) di KUA.
“Ini bentuk sinergi antara KBIHU dengan pemerintah, karena ketika dilaksanakan bimsik KBIHU telah dilibatkan dalam pemberian materi manasik haji di KUA,” tuturnya.
Dirinya pun berharap ke depan pembimbing haji dapat dijadikan profesi seperti profesi-profesi lainnya. “Ke depannya pembimbing haji ini dapat dijadikan profesi, seperti dokter, dosen dan ada gradingnya seperti pembimbing haji ahli pertama, madya, bahkan ahli utama,” harapnya.
Hadir sebagai peserta dalam kegiatan ini, 98 orang yang terdiri atas pejabat dan pelaksana pada Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji dan Umrah seluruh Indonesia, DPP FK KBIHU dan Ketua DPW FK KBIHU seluruh Indonesia serta praktisi perhajian.