MARABAHAN – Roy adalah nama Satarudin yang terkenal. Pemuda berusia 23 tahun ini ditangkap polisi setelah buron selama tiga bulan.
Roy adalah tersangka utama kasus perampokan dan pembunuhan Yanti Prihatin.
Jenazah perempuan berusia 52 tahun itu ditemukan terapung di Sungai Barito, dekat Jembatan Barito, Kabupaten Barito Kuala pada Desember tahun lalu.
Roy sendiri dijemput saat bersembunyi di rumah kerabatnya di Probolinggo, Jawa Timur.
Kamis (6/4), Roy yang dikawal tim gabungan dari Satpolairud, Jatanras, Polsek Batola, dan Resmob Polda Kalsel mendarat di Banjarbaru.
Dari nyanyian Roy, polisi menangkap satu orang lagi yang berperan mengumpulkan sepeda motor curian. “Setelah mendarat, mereka langsung menjemput pengepul di kawasan Nagara (Kabupaten Hulu Sungai Selatan),” kata Kapolres Batola, AKP Suprianto, kemarin (7/4).
“Lebih jelasnya nanti saat konferensi pers dengan Kapolri,” imbuhnya.
Di Banjarmasin, Roy dikenal warga kompleks As-Salam dan Al Hidayah di Sungai Andai.
“Kami memanggilnya Roy. Kami tidak pernah tahu nama aslinya Satarudin,” kata Ketua RT 40 Sungai Andai, Supiannor.
Di As-Salam, Roy mengontrak rumah selama setahun. Sebelumnya, Roy tinggal di kompleks tetangga, Al-Hidayah.
“Dia punya istri. Mengedit seorang wanita yang suaminya meninggal. Jadi waktu dia pindah ke sini statusnya sudah menikah,” imbuhnya.
Istri Roy pernah melapor ke RT, minta dibuatkan KTP suaminya. Tapi Supriannor menolak. “Ternyata dia malah tidak punya KTP, seperti KK atau KTP. Dari logatnya, kami mengira Roy asli dari Sumatera,” lanjutnya.
Selama tinggal di Sungai Andai, Roy berjualan sayur keliling. Sedangkan istrinya berjualan ikan bakar.
“Akibat pandemi corona, dia berhenti berjualan, mungkin karena sepi. Lalu dia hanya membantu istrinya di toko,” ujarnya.
Menurut cerita yang beredar, Roy mengenal Yanti karena korban sering berbelanja di toko tersebut. “Saya tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan itu,” katanya.
Ketika Roy menghilang dari Sungai Andai, Supiannor menduga itu karena dia berselisih dengan tetangga. Tidak ada yang pernah mengaitkannya dengan pembunuhan Yanti.
“Pernah istrinya ditanya kemana suaminya pergi, tapi jawabannya tidak jelas,” ujarnya.
Warga Kompleks As-Salam dan Al-Hidayah berharap motif pembunuhan ini segera terungkap. Dan para pelaku dihukum setimpal.
Supiannor juga meragukan Roy bekerja sendirian. “Jenazahnya dibawa dan dibuang ke sungai. Kalau sendirian, mungkin tidak kuat. Harus ada bantuan orang lain,” pungkasnya. (lan/gr/fud)