Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan melalui Dinas Kesehatan telah menerjunkan 490 tenaga kesehatan ke desa-desa terpencil di kabupaten/kota untuk mendukung program penanggulangan stunting.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kalsel dr Diauddin di Banjarbaru, Jumat, penanganan stunting atau bayi gagal tumbuh di provinsi ini dimaksimalkan salah satunya dengan menerjunkan ratusan tenaga kesehatan ke desa-desa.
Hal itu, kata dia, untuk memastikan ketersediaan tenaga kesehatan yang dapat mendukung pelaksanaan program penurunan stunting dari pemerintah provinsi hingga kabupaten/kota.
Sebab, kata Diauddin, penanganan stunting di Kalsel dimulai sejak dini, yakni sebelum bayi lahir atau dengan mendampingi ibu hamil.
“Artinya, bagaimana kita menjaga kesehatan dan kondisi gizi ibu hamil, dengan harapan agar bayi dapat lahir dengan sehat dan juga dapat menurunkan angka kematian bayi,” ujarnya.
Menurutnya, persentase kasus stunting di provinsi ini masih tinggi yakni 24,6 persen hingga akhir tahun 2022.
Padahal, kata dia, persentase tersebut turun cukup signifikan jika dibandingkan tahun 2021 dengan prevalensi mencapai 30 persen, sehingga Kalimantan Selatan menjadi provinsi dengan jumlah kasus stunting tertinggi di Indonesia.
“Upaya kita di tahun 2022 ini luar biasa menurunkan sekitar 6 persen kasus stunting. Tahun ini kita maksimalkan lagi hingga turun lebih signifikan lagi,” ujarnya.
Adapun caranya, kata Diauddin, tentu sesuai dengan arahan Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor yaitu seluruh unsur di lingkungan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota kepada TNI-Polri untuk bersama-sama mengatasi masalah stunting ini. .
Disampaikan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kalsel, Ariadi, kata Diauddin, sejumlah upaya telah dilakukan untuk mengatasi stunting, antara lain koordinasi Tim Percepatan Penanggulangan Stunting (TPPS) tingkat provinsi dengan TPPS kabupaten/kota, Deklarasi Loksado, Penandatanganan Komitmen Bersama Kepala Daerah, Deklarasi Ibu Hamil dan sejumlah gerakan seperti GerNas Isi Piringku.
“Jadi semua dijalankan, termasuk sosialisasi tenaga kesehatan kita ke daerah untuk mempertajam program ini, sehingga kita optimis tahun 2023 kasus stunting akan berkurang lebih signifikan lagi,” ujarnya.
HAK CIPTA © Berita ANTARA Kalimantan Selatan 2023