BANJARMASINPOST.CO.ID, TANJUNG -Tahun lalu Pemkab Tabalong meraih predikat Kabupaten Paling Inovatif, karena masuk 4 besar dalam Innovative Government Award (IGA) Kementerian Dalam Negeri RI.
Predikat Kabupaten Paling Inovatif berpeluang besar kembali diraih karena Pemkab Tabalong masuk nominasi IGA Award 2022.
Bupati Tabalong H Anang Syakhfiani telah memaparkan secara langsung inovasi yang menjadi unggulannya kepada Tim Kemendagri pada Selasa 22 November 2022.
Kepala Bappedalitbang Kabupaten Tabalong HM Noor Rifani mengatakan, ada 98 inovasi yang dikirimkan ke IGA 2022, terdiri dari 33 inovasi untuk pemulihan ekonomi, 22 inovasi untuk pengendalian inflasi, 12 untuk Covid-19, 18 untuk smart city, 8 untuk pendapatan daerah dan kota bersih gratis. sampah 5 inovasi.
Dari 98 tersebut, terdapat 2 inovasi unggulan yaitu Perumda Kanda Tani (Perumda Kanda Tani Peningkatan Pendapatan Petani) dan Lampion Kerang Emas (Lawan Penyewa Pinjaman Dengan KREDIT GOLD GATE).
Perumda Kanda Tani yang merupakan inovasi non digital bertujuan untuk meningkatkan pendapatan petani, efisiensi anggaran, menghilangkan sistem ijon, membantu kelompok penerima manfaat untuk mendapatkan beras berkualitas dan mengendalikan inflasi.
Baca juga: Mencapai Usia 57 Tahun, Tabalong Persiapkan Diri Menjadi Beranda Kalsel Untuk IKN
Baca juga: Tabalong Berhasil Kendalikan Inflasi, Dua Kali Dapat Penghargaan DID dari Pemerintah Pusat
Capaian Perumda Kanda Tani, lanjutnya, pendapatan petani dan peternak meningkat karena beras dibeli dengan harga lebih tinggi Rp 500 per kilogram dari Bulog, sehingga membuka pasar baru penyerapan produk petani.
Selain itu, efisiensi anggaran daerah juga terwujud karena Perumda menjual ke pemda Rp 450/kg lebih murah dari harga Bulog, menjaga stabilitas inflasi daerah dan memenuhi kebutuhan masyarakat miskin dan tidak terdaftar di DTKS.
“Perumda Kanda Tani sudah ada sejak tahun 2018 dan tahun 2022 akan ada hal baru berupa pemberian beras dan telur bagi warga kurang mampu, kerjasama dengan Perumda dan kerjasama dengan program kegiatan aparatur daerah. Ada subsidi beras, telur ayam, daging bahkan kacang kedelai,” katanya.
Selanjutnya, inovasi Lantera Karang Emas yang merupakan inovasi digital bertujuan untuk melawan ketergantungan pelaku usaha mikro terhadap rentenir, memberikan akses keuangan atau permodalan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi dengan meningkatkan kapasitas dan daya saing usaha mikro.
Pencapaian Perumda Kanda Tani ini, lanjutnya, meningkatkan pendapatan petani dan peternak karena beras dibeli dengan harga lebih tinggi Rp 500/kg dari Bulog sehingga membuka pasar baru untuk penyerapan produk petani.
Selain itu, efisiensi anggaran daerah juga terwujud karena Perumda menjual ke pemda Rp 450/kg lebih murah dari harga Bulog, menjaga stabilitas inflasi daerah dan memenuhi kebutuhan masyarakat miskin dan tidak terdaftar di DTKS.
Kerang Lentera berhasil membebaskan 1.067 atau 14,05 persen pelaku usaha mikro dari jeratan rentenir, 2.814 pelaku usaha atau 37,07 persen memiliki akses permodalan perbankan.
Selain itu, pelaku usaha mikro Tabalong telah menikmati Kredit Golden Gate dengan bunga 0 persen yang telah ada sejak tahun 2018 dan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan total kredit golden gate yang telah disalurkan sebesar Rp12.128.600.000.
“Capaiannya, kredit Golden Gate menjadi perantara untuk mendapatkan KUR. Pengusaha mikro sudah lulus sebanyak 28,1 persen dan kebaruan dari inovasi ini adalah dengan menyediakan gerai kredit Golden Gate di pasar rakyat,” ujar Noor Rifani.
Keberhasilan dua inovasi unggulan hasil kerjasama berbagai pihak ini benar-benar dirasakan dan membuat beberapa kabupaten baik di Kalsel maupun provinsi lain mereplikasi untuk diimplementasikan di daerahnya. (aol)