Pengarang: Aa Komara
Bertempat di Masjid Raya At-Thohiriyah yang merupakan masjid tertua dan bersejarah di Bogor, Haul Kanjeng Dalem Sholawat ke-151 terselenggara dengan sukses dan khidmat dengan dihadiri berbagai jemaah dari beberapa kota di Jawa Barat, DKI Jakarta, Provinsi Banten dan berbagai kota. di nusantara.
Masjid Raya At-Thohiriyah didirikan oleh Raden Muhammad Thohir pendiri Bogor yang berkerabat dengan Raja Siliwangi, beliau adalah suami dari Ratu Syarifah yang berkerabat dengan Raja Banten yaitu Sultan Maulan Hasanuddin putra dari Sunan Gunung Jati, salah seorang Wali Songo yang berkerabat dengan Baginda Nabi Muhammad SAW
Kemudian Masjid Agung At-Thohiriyah dilanjutkan oleh anaknya yang bernama Raden Wiranata yang akrab dipanggil Dalem Sepuh Bupati Bogor.
Selanjutnya masjid ini mengalami banyak penataan ketika dikelola oleh cucu dari Raden Muhammad Thohir yaitu Raden Muhammad Sirodz / Raden Adipati Aria Suriawinata berjuluk Dalem Sholawat, bupati Bogor yang sebelumnya menjabat bupati Karawang dimana beliau mendirikan dan menamai (J Purwakarta ). 20 Tahun 1831) sebagai pusat pemerintahan Kabupaten setelah beribukota di Wanayasa.
Kaitan sejarah inilah yang menjadi dasar kehadiran delegasi Purwakarta pada pengundian tersebut.
Dalam sambutannya, Bupati Purwakarta yang dihadirkan dan dibacakan Staf Ahli Bupati Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Dani Abdurahman, SH, MH, menyampaikan keberadaan 2 tokoh sentral yaitu Dalem Sholawat selaku Bupati dan Syekh Baing Yusuf yang juga sepupu Dalem Sholawat. , sebagai Ulama Besar dimana keduanya saling melengkapi semasa berdirinya Purwakarta tidak akan pernah lepas dari sejarah asal muasal Purwakarta dan menyampaikan bahwa hubungan kedua kota yaitu Purwakarta dan Bogor yang terikat oleh sejarah akan terus berlanjut. dipupuk dan didekatkan di masa depan.
Sementara itu, Kyai Bahir Muhlis, Ketua Panitia Tanfidziyah Nahdlatul Ulama/PCNU Kab. Purwakarta yang juga hadir dalam sambutannya mengatakan sudah menjadi kewajiban pejabat, pemangku kepentingan dan masyarakat Purwakarta untuk selalu menghormati dan harus menghadiri Haul Kanjeng Dalem Sholawat karena ini panggilan sejarah, beliau juga menekankan pentingnya upaya agar pendidikan sejarah ditanamkan pada generasi sekarang, salah satunya dengan kembali melaksanakan kegiatan rutin tahunan NAPAK TILAS dari Wanayasa ke Sindang Kasih (Purwakarta) yang mengikutsertakan seluruh komponen masyarakat yang gencar dilakukan selama puluhan tahun.