BANJARMASINPOST.CO.ID, AMUNTAI – Ada dua desa di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel), banyak pengrajin rotan dan pengusaha lampit.
Masing-masing adalah Desa Palampitan Atas dan Desa Palampitan Bawah.
Dinamakan Palampitan karena kedua desa ini merupakan daerah yang banyak terdapat pengrajin rotan dan pengusaha kerajinan lampit.
Lampit adalah alas lantai yang terbuat dari rotan. Puluhan tahun lalu, Kabupaten HSU merupakan sentra Pengrajin Rotan dan pelaku usaha konsorsium yang penjualannya bahkan sampai ke luar negeri.
Salah satu penjual lampit yang masih bertahan di Desa Palampitan Hulu, yakni Rahmatul Jannah, mengatakan usahanya sudah turun temurun.
Baca juga: Generation Planning Indonesia HSU District Gelar Pemilihan Duta Genre Tingkat Kabupaten
Baca juga: Belum Jadi Tersangka Kasus Dugaan Korupsi Dana Hibah KONI Banjarbaru, Kejaksaan Periksa Enam Saksi
Baca juga: PTAM Bandar masih berencana menaikkan tarif air, ini reaksi Komisi II DPRD Banjarmasin
Orang tuanya adalah pengrajin lampit yang hasil kerajinannya dijual ke Jepang.
Untuk pengrajin, dapatkan rotan dari Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).
Sebelum diolah, rotan dibersihkan dan dipotong, kemudian disatukan dengan menggunakan tali khusus.
Lampit tersedia dalam berbagai ukuran, namun yang paling populer adalah ukuran 2×3 meter.
Untuk saat ini hanya tersisa beberapa Pengrajin Rotan dan jumlahnya juga tidak banyak.
Baca juga: Setahun Buron, Pelaku Penganiayaan Ditangkap Resmob Polres Tapin Kalsel
Baca juga: Sempat Terjadi Kebakaran di RS TPT Dandenkesyah VI/2 Banjarmasin: Tidak Mengganggu Pelayanan
Baca juga: Kesal Saat Pulang Dimarahi, Pemuda 19 Tahun di Tabalong, Kalimantan Selatan Ini Pukul Istri Siri
Meski begitu, kata Rahmatul, hingga saat ini masih menjual kap lampu dan beberapa kerajinan lainnya, namun jumlahnya juga tidak banyak.
Lampit sudah tidak banyak tersedia di Kabupaten HSU karena cukup sulit mendapatkan rotan dari Provinsi Kalimantan Tengah sebagai bahan baku utama.
Ditambah lagi, jumlah permintaan keset juga sudah mulai berkurang, karena banyak beredar keset lantai atau jenis keset lainnya di pasaran.
Lampu buatan mesin juga tersedia dari Banjarmasin dengan harga yang lebih terjangkau, meskipun kualitas dan estetika lampu buatan tangan lebih baik.
Beberapa gudang lampu bahkan telah diubah menjadi bangunan lain.
Baca juga: Selain pencurian di Tabalong, pria Balangan ini juga dijerat kasus kepemilikan Sajam
Baca juga: Pelaku pencurian sepeda motor di tempat parkir billiard ditangkap Satreskrim Polres Tabalong, Kalimantan Selatan
Baca juga: Polisi melihat saat hendak bertransaksi, pengedar di Banjarmasin ini membuang sabu ke tanah.
Untuk kerajinan yang bertahan di Kabupaten Hulu Sungai adalah yang menggunakan bahan baku yang masih cukup tersedia yaitu enceng gondok atau Ilung dan purun.
(Banjarmasinpost.co.id/Reni Kurniawati)