Pakar kota Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Akbar Rahman mengingatkan, penataan Kota Tua Bandarmasih Tempo Doeloe di Jalan Hasanuddin HM, di kawasan pusat Kota Banjar, harus tetap menonjolkan sisi historis atau kesejarahannya. aspek.
“SETIAP Kota ini memiliki kawasan bersejarah, hal tersebut dapat ditandai dengan titik awal munculnya suatu kawasan yang masih bertahan hingga saat ini. Misalnya bisa berupa pasar, pertokoan, terminal, pelabuhan, atau tempat tinggal,” ujar Akbar Rahman. tracerekam.comSabtu (3/6/2023).
Menurutnya, jika melihat kondisinya, kawasan Kota Lama di Banjarmasin yang kini diresmikan sebagai Bandarmasih Tempo Doeloe ini lebih merupakan kompleks pertokoan tua di samping Pasar Kupu-Kupu yang sejak lama menjadi pusat aktivitas masyarakat. waktu itu, sampai sekarang akhirnya terbengkalai.
“Harus kita akui, di tangan anak-anak muda yang kreatif, akhirnya ruang negatif kota ini berkembang menjadi kawasan kuliner kekinian. Dengan catatan mempertahankan bentuk dan karakter bangunan yang ada sebagai daya tarik,” ujar doktor desain urban ini. (perencanaan kota) yang lulus dari Universitas Saga Jepang.
Masih menurut Akbar, seperti konsep awal pendiri kawasan ini, Pemkot Banjarmasin tetap harus mempertahankan bentuk dan tipologi bangunan yang ada.
“Bentuk dan tipologi bangunan bisa diperkuat dengan formula tematik desain arsitektur yang kompak. Padahal pemilik kafe saat ini memiliki hak penuh untuk memolesnya. Namun perlu juga memperhatikan harmonisasi dan keharmonisan antar bangunan,” ujar Koordinator Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik ULM ini.
Bagi Akbar, pedoman konsep desain tematik dapat dibuat dalam desain dan perencanaan kawasan Kota Lama Bandarmasih Tempo Doeloe. Tujuannya untuk memperkuat karakter dan citra daerah.
“Upaya pemerintah kota untuk ikut mendukung dengan memperbaiki sistem drainase dan trotoar serta infrastruktur pendukung lainnya di kawasan Kota Tua, patut diapresiasi,” ujar Ketua I Bidang Pendidikan dan Profesi Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Kalimantan Selatan.
Akbar menyarankan agar desain saluran drainase dibuat tidak hanya memperhatikan kondisi air pasang, genangan atau banjir, karena lokasi Kota Lama termasuk kawasan sepanjang bantaran Sungai Martapura.
“Jadi, desainnya juga memperhatikan bagaimana limbah dari masing-masing bangunan dikelola agar tidak langsung mengalir ke drainase atau ke sungai, melainkan ada penampungan dan penyaringan sebelum masuk ke drainase,” jelas anggota Dewan tersebut. Ikatan Ahli Bangunan Hijau Indonesia (IABHI).
Masih menurut Akbar, rancangan tersebut bisa menerapkan dua lajur jalan di kawasan Kota Tua, seharusnya diubah menjadi jalur pejalan kaki (torotoar).
“Selain itu, untuk memperkuat kesan kota tua, jalan yang diubah menjadi jalur pejalan kaki sebaiknya dipasang paving block dengan berbagai motif, dan saluran drainase didesain tersembunyi di bawahnya, sehingga memaksimalkan ruang pejalan kaki demi kenyamanan,” ujar sang insinyur. magister lulusan Universitas Diponegoro ( Undip) Semarang.
Akbar melanjutkan, hal lain yang perlu diperbaiki adalah parkir, penerangan dan rambu-rambu. Menurutnya, dengan total anggaran Rp. 7,8 Miliar yang bersumber dari APBD Banjarmasin 2023, penataan kawasan Kota Tua harus menjadi andalan destinasi wisata berkelas di Banjarmasin.
“Makanya kita butuh tempat parkir yang lebih representatif dan aman bagi pengunjung. Desain parkir perlu dimatangkan dan disiapkan alternatif tempat dan proyeksi yang memperhitungkan kapasitas dan sirkulasi kendaraan atau pengunjung yang nyaman dengan akses pencapaian,” saran Akbar.
Dikatakannya, saat ini kondisi penerangan di kawasan Kota Lama masih kurang, sehingga pembangunan jalur pejalan kaki juga bisa dipadukan dengan desain lampu jalan yang ikonik dan estetis.
“Tempatnya ditata dengan baik dan street display lainnya seperti signage, tong sampah, pot bunga dan tanaman agar lebih indah,” ujar Akbar.
Akademisi muda ULM ini juga mengatakan bahwa pembenahan Kota Tua dengan anggaran yang cukup besar harus benar-benar memberikan kontribusi nyata bagi peningkatan kualitas dan kuantitas kegiatan di kawasan sekolah lama nantinya.
“Perencana harus mencermati pedoman penataan kawasan bersejarah/kota tua. Karena pemilik kafe modern akan mendapatkan keuntungan langsung dari pembenahan Kota Tua, pedagang harus kooperatif dan mendukung perencanaan kawasan yang mampu mengangkat nilai kawasan dan fitur arsitekturalnya,” tambah Akbar.