Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalsel telah memberikan dukungan untuk percepatan penurunan stunting. Hal ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dalam upayanya tersebut, BI mendukung dengan memberikan bantuan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) yang diberikan di Kantor Kecamatan Tabunganen, Barito Kuala pada hari Senin tanggal 29 Mei 2022.
Dalam sambutannya, Kepala Perwakilan BI Kalsel, Wahyu Pratomo menjelaskan bahwa PSBI adalah program sosial yang dilaksanakan secara sistematis dan terencana oleh BI melalui aktivitas pemberdayaan masyarakat dan kepedulian sosial. Bantuan PSBI untuk mempercepat penurunan stunting merupakan bagian yang terintegrasi dengan upaya pemberdayaan dan peningkatan kapasitas ekonomi masyarakat yang inklusif dan berkesinambungan.
Perhatian terhadap isu stunting telah menjadi perhatian pemerintah pusat dan daerah. Hasil dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa angka prevalensi stunting di Kalsel menunjukkan perbaikan. Sebelumnya, angka prevalensi stunting di daerah tersebut mencapai 30% pada tahun 2021, dan turun menjadi 24,6% pada tahun 2022.
Meskipun demikian, angka prevalensi stunting di Kalsel pada tahun 2022 masih lebih tinggi dibandingkan dengan angka rata-rata nasional, yakni 21,6%. Hal ini melandasi BI untuk mendukung upaya percepatan penurunan stunting di Kalsel.
Dalam kesempatan tersebut, Penjabat Bupati Barito Kuala, Mujiyat mengapresiasi sinergi dan dukungan yang diberikan oleh BI untuk penanganan stunting. Pihaknya juga berharap PSBI bisa mempercepat penurunan angka stunting sesuai dengan target yang ditetapkan. Diperlukan sinergi dan kolaborasi dengan seluruh pihak untuk menurunkan angka stunting agar target 14% bisa dicapai pada tahun 2024. Untuk itu, kami mengapresiasi dukungan yang diberikan oleh BI guna mempercepat penurunan angka prevalensi stunting di Barito Kuala.
Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kalsel, Hj Raudatul Jannah, yang juga selaku Wakil Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting Kalsel juga mengatakan bahwa dukungan yang diberikan oleh BI sangat tepat sasaran mengingat Barito Kuala adalah daerah dengan angka prevalensi stunting tertinggi di Kalsel. Dengan tingkat prevalensi stunting sebesar 33,6%, Barito Kuala menjadi daerah dengan angka prevalensi stunting tertinggi di Kalsel. Untuk itu, kami mengapresiasi upaya BI mempercepat penurunan stunting melalui penyerahan bantuan PSBI.
Total nilai PSBI yang diserahkan oleh BI Kalsel yaitu sebesar Rp230 juta, yang terdiri dari empat jenis bantuan. Pertama, intervensi gizi spesifik berupa susu bagi bayi di bawah usia dua tahun yang menderita stunting. Kedua, intervensi sensitif berupa alat kesehatan dan alat permainan edukatif untuk empat fasilitas kesehatan yang berada di Barito Kuala, masing-masing berlokasi di Kecamatan Alalak, Belawang, Tabukan, dan Tabunganen. Ketiga, intervensi sensitif berupa instalasi jamban komunal untuk sanitasi bagi kelompok masyarakat di Desa Tabunganen Pemurus. Terakhir, ada pula intervensi sensitif berupa instalasi pipa Pamsimas bagi kelompok masyarakat di Desa Samuda.
Seremoni penyerahan bantuan PSBI di Barito Kuala juga dihadiri pimpinan dan anggota forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda), satuan kerja perangkat daerah (SKPD), camat, kades, warga, dan guru SD di Barito Kuala, serta BKKBN Kalsel selaku sekretaris Tim Percepatan Penurunan Stunting Kalsel.
Dengan dukungan yang diberikan oleh BI melalui PSBI, diharapkan dapat mempercepat penurunan stunting di Kalsel, khususnya di daerah Barito Kuala. Hal ini juga diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Kalsel.