Seorang wanita asal Indonesia tiba-tiba menjadi viral di media massa internasional. Bagaimana tidak, dari hasil kerja keras dan ketekunannya, Fora Forisda yang berkuliah di kota Tangerang ini akhirnya berhasil memperkenalkan seni dan kerajinan hasil karya para insan kreatif di Indonesia ke Amerika Serikat (AS).
Dari sebuah toko bernomor 115 Madison Street, Port Clinton, Ohio, wanita kelahiran Banjarbaru, Kalimantan Selatan ini sudah berpuluh-puluh tahun berjualan souvenir seperti furniture, lukisan, syal, perhiasan, dalam berbagai aksesoris etnik Indonesia yang sangat bagus. permintaan penduduk Amerika bahkan dunia.
Seperti diketahui, kota Port Clinton dihuni kurang dari 6.000 penduduk, dan sebuah pulau kecil di negara tersebut bernama Paman Sam, dengan luas daratan kurang dari enam kilometer.
Menurut sebuah cerita yang ditulis oleh situs web The Beacon, Fora mengunjungi 40 negara bagian AS untuk mencari tempat yang cocok untuk mencari nafkah.
Saat bekerja sebagai anggota kru di Dock’s Beach House di sebelah barat pusat kota Port Clinton, Forisda mulai menjual barang-barang yang dia ambil saat pulang tahunan untuk mengantar putrinya kuliah di negara asalnya sendiri.
Dia melihat Moonwyicks di Madison Street dengan sedikit ruang ritel yang tersedia, dan bertanya kepada pemilik Kira Jones apakah dia bisa pindah ke sana.
“Itu bekerja dengan sangat baik,” kata Forisda.
“Semua orang sepertinya menyukai warna-warna cerah dengan cita rasa Karibia, jenis pakaian musim panas dari budaya pulau. Dan perhiasan, seni, ukiran kayu, dan kulit kerang,” katanya.
“Semua pakaian dijahit tangan, perabotannya diukir dengan tangan. Itu yang orang tahu tentang Bali, dan kenapa terkenal,” ujarnya.
Meski kecil, Port Clinton sepertinya cocok untuk toko kerajinan seperti yang dijalankan Forisda. Bahkan mungkin mengingatkannya pada kota-kota Bali di dekat pantai, seperti Port Clinton.
Port Clinton juga dikenal sebagai Walleye Capital of the World, karena citranya sebagai tujuan wisata. Kota yang terletak di Danau Erie di Ottawa County, Ohio ini memiliki garis pantai yang menampilkan cagar alam yang baru saja dipugar yang menyediakan habitat bagi banyak spesies satwa liar.
“Penduduk setempat dan pengunjung sama-sama dapat menikmati berenang, selancar angin, atau sekadar bersantai di bawah sinar matahari di pantai Kota,” jelas situs web resmi kota untuk Port Clinton itu sendiri.
Berbagai taman menawarkan taman bermain, area piknik, tempat berteduh, dan acara olahraga. Pelabuhan nelayan juga ada di sini dan perjalanan memancing bisa dilakukan dengan kapal sewaan.
Port Clinton adalah lokasi sentral bagi wisatawan Danau Erie dan menawarkan akses mudah ke fasilitas utama kota. Port Clinton dapat diakses dengan mobil, kapal, atau bahkan pesawat melalui Bandara Internasional Erie di Ottawa. Tidak mengherankan jika sebagian besar penduduk memperoleh penghasilan dari industri dan jasa pariwisata.
Sejauh ini, Forisda mengatakan bisnis berjalan dengan baik, meski ada tantangan. Dalam beberapa tahun terakhir, telah menghadapi dua kali lipat dari biaya pengiriman barang dari Indonesia.
Ia penasaran ingin mencoba bisnis dalam skala yang lebih besar, entah itu kopi atau teh, atau mebel mahoni dan jati. Untuk itu ia berpikir untuk meningkatkan ilmu bisnisnya.
“Saya akan kuliah untuk belajar bisnis dan perdagangan internasional,” katanya.
Sebelum menetap di AS, Fora yang semasa kecilnya terkenal mengenyam pendidikan TK hingga SMA di Kota Tangerang bertekad sukses mengadu nasib di negeri jiran.
“Setelah melakukan dua pekerjaan bersama untuk waktu yang lama, saya tahu saya bisa melakukannya dan menemukan kesuksesan,” jelas Fora.