Pada artikel ini dibahas mengenai Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi yang diikuti oleh Gubernur Kalsel Sahbirin Noor melalui Plt Asisten Perekonomian dan Pembangunan, drh Suparmi secara daring pada Senin (12/6). Rakor ini dipimpin oleh Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian dan diisi dengan paparan dari sejumlah sektor terkait mengenai harga barang dan komoditas yang relatif terjaga, namun ada beberapa komoditas yang memerlukan perhatian, seperti telur ayam ras dan daging ayam ras. Kenaikan harga ini juga telah disampaikan oleh Direktur Statistik, Windhiarso Putra yang memaparkan bahwa sejumlah komoditas memang mengakibatkan Indeks Perkembangan Harga (IPH) naik sebesar 11 persen.
Menurut Tito, pesan Presiden adalah, harga boleh naik untuk menyenangkan petani jagung dan peternak, namun jangan sampai memberatkan masyarakat atau konsumen. Oleh karena itu, dia menghimbau agar masing-masing daerah dapat memonitor kenaikan harga tersebut. Tito juga berpesan tentang perlunya kewaspasaan akan kemungkinan kekeringan yang akan mempengaruhi produksi pertanian. Menuju Idul Adha, Tito berpesan untuk melaksanakan antisipasi akan kemungkinan demand(kebutuhan) pangan yang akan naik, termasuk hewan kurban yang perlu diantisipasi supaya ada ketersediaan.
Adapun untuk angka inflasi nasional masih terjaga di 4 persen pada bulan Mei 2023. Namun dirinya berpesan agar jangan cepat berpuas diri karena itu belum mencapai target yang diinginkan oleh Presiden di angka 3 persen. Sejumlah daerah yang angka inflasinya dibawah nasional adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2,41 persen, Kota Tanjung Pinang 2,3 persen dan Kabupaten Indrahilir 2,51 persen. Sedangkan daerah yang memerlukan perhatian, adalah Provinsi Maluku 5,06 persen, Kota Ternate 5,71 persen dan Kabupaten Sumenep 5,44 persen.
Ditemui usai rakor, Suparmi menyampaikan bahwa inflasi di Kalsel sendiri masih dalam batas yang aman. Meski ada beberapa komoditas yang harga tingg, itu memang sedang naik di nasional, bukan hanya di Kalsel. Selain itu, Suparmi berharap agar inflasi di Kalsel terus terkendali di minggu ketiga dan keempat Juni sampai awal Juli, dan agar dapat menyentuh angka yang sama dengan angka nasional.
Menurutnya, Kalsel secara month-to-month memang sudah deflasi, sudah di angka minus 0,05 persen. Ini merupakan hasil kerja keras TPID yang gencar melaksanakan operasi pasar dan pasar murah di tempat-tempat yang disurvey oleh BPS, seperti Tabalong, Kotabaru, Banjarmasin dan juga peran-peran di luar daerah survey yang melakukan aktifitas pasar murah, operasi pasar dan lain-lain. Pesan Mendagri yang disampaikan pada Rakor ini adalah harga boleh naik untuk menyenangkan petani jagung dan peternak, namun jangan sampai memberatkan masyarakat atau konsumen. Oleh karena itu, perlu dilakukan pemantauan dan pengendalian harga barang dan komoditas agar masyarakat tidak terbebani. Selain itu, perlunya kewaspadaan akan kemungkinan kekeringan yang akan mempengaruhi produksi pertanian dan antisipasi akan kemungkinan demand kebutuhan pangan yang akan naik pada menjelang Idul Adha agar ketersediaan pangan terjamin.