Amuntai (ANTARA) – Sebanyak 11 petani di Hulu Sungai Utara yang gagal panen karena lahannya rusak akibat banjir mendapat santunan dari Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) sebesar Rp 6.000.000 per hektar.
“Petani yang telah mengasuransikan tanaman padinya sejak awal masa tanam akan mendapat santunan dari Asuransi Usaha Tani Padi,” kata Kasubdit Pupuk, Pestisida, Alat dan Mesin Pertanian, Pembiayaan dan Penanaman Modal Zainal Abdi di Amuntai, Kamis.
Zainal mengatakan para petani mengajukan klaim atas kerusakan tanaman padi mereka di 35 sawah akibat banjir yang melanda kawasan HSU pada tahun 2022 lalu.
Diinformasikan, ada sekitar 15,77 hektare yang mendaftar AUTP. Sedangkan 8,96 hektar mengalami gagal panen akibat banjir sehingga lahan mereka terendam banjir.
Namun, diakuinya jumlah petani yang mengasuransikan tanaman padinya pada 2022 akan berkurang dibandingkan 2021. Hal itu karena banyak petani yang gagal tanam akibat kondisi lahan pertaniannya yang tergenang akibat cuaca ekstrem.
Zainal juga mengungkapkan masih banyak petani di HSU yang belum memanfaatkan fasilitas AUTP dengan berbagai alasan dan pertimbangan.
“Sebagian besar petani kita masih beranggapan bahwa lahan pertaniannya selalu bisa ditanami dan dipanen, apalagi pada lahan watun one, sehingga menurut mereka tidak perlu diasuransikan,” jelasnya.
Sepengetahuannya, sebagian petani juga menganggap proses asuransi terlalu rumit dalam hal administrasi dan pelaksanaan di lapangan, mulai dari pendaftaran hingga pengajuan klaim asuransi nantinya.
Padahal, lanjut Zainal, jika petani ikut AUTP, mereka hanya perlu membayar biaya pendaftaran/premi Rp 36.000 per hektar. Pembayaran premi sudah mendapat bantuan subsidi dari pemerintah sebesar Rp 144.000 atau 80 persen per hektar lahan pertanian.
“Kalau iuran mandiri Rp 180.000 tanpa subsidi pemerintah,” ujarnya.
Kepala Bidang Tanaman Pangan Nor Ilham mengatakan, Dinas Pertanian akan memberikan bantuan benih padi kepada petani pada tahun 2023 sebanyak 10.575 kilogram dari dana APBD HSU.
“Rencananya juga akan ada bantuan benih padi dari dana APBN dan APBD untuk Provinsi Kalsel, namun alokasi untuk HSU belum diserahkan,” ujarnya.
Berdasarkan data Dinas Pertanian HSU, sebanyak 50 hektare sawah rusak akibat banjir, sehingga gagal panen petani mengakibatkan penurunan produksi padi pada tahun 2022.
Berdasarkan data sementara kabupaten, produksi padi di Kabupaten HSU tahun 2022 sebanyak 37.128 ton dengan produktivitas 51,81 kwintal per hektar, dari luas tanam 7.377 hektar yang dapat dipanen petani seluas 7.166 hektar.
“Padahal target produksi beras tahun 2022 kemarin sebesar 110.076 ton, namun yang terealisasi hanya 37.128 ton,” pungkasnya.