BANJARMASINPOST.CO.ID, PARINGIN – Sejak awal tahun hingga akhir tahun 2022, Dinas Kesehatan Pengendalian Kependudukan dan Keluarga Berencana Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan (Kalsel), menemukan 55 kasus positif malaria.
Rinciannya, terdiri dari 54 kasus impor dari provinsi lain dan satu kasus dalam negeri.
Data tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Balangan, Akhmad Nasai, Minggu (27/11/2022).
Dalam penanganannya, pada pertengahan tahun ini direncanakan asesmen eliminasi malaria oleh tim asesmen eliminasi Kementerian Kesehatan RI.
Namun, kata Nasai, hal itu tidak dilaksanakan. Pasalnya, ada satu kasus infeksi di wilayah Puskesmas Uren, Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan.
Baca juga: Dua Remaja Ini Ditantang Ikut Lomba Fotografer di Banjarmasin Post Millenials Fest
Baca juga: Sebanyak 19 tim mengikuti BPost Battle Royal Offline Competition di Banjarmasin Post Millenials Fest
“Untuk saat ini pencegahan selalu dilakukan. Terutama pencegahan penularan lokal atau indigenous yaitu melalui surveilans aktif terkait malaria,” ujar Nasai.
Pihaknya melakukan pemeriksaan darah malaria terhadap masyarakat yang berasal dari bekerja di daerah endemis malaria, yakni di kawasan Sotek, Muara Komam, dan hutan yang masih terdapat penularan malaria.
Jika ada laporan warga yang bekerja, terutama pencari kayu, penambang atau pemburu burung yang mengharuskan bermalam di hutan, biasanya petugas kesehatan akan melakukan pemeriksaan darah.
Kegiatan ini untuk memastikan pengobatan cepat diberikan, jika ada warga yang dinyatakan positif malaria.
Selain itu, lanjut Nasai, puskesmas juga memberikan larvasida malaria di daerah reseptif atau di tempat yang terdapat jentik nyamuk anopheles.
Baca juga: Kakak beradik Calista dan Ratu Berpartisipasi dalam Banjarmasin Post Millenials Fest Cosplay Competition
Baca juga: Seru Youth Finance Talk, OJK dan Bank Kalsel Bahas di BPost Millenials Fest
Sebab, jika tidak ada nyamuk penular malaria, maka tidak akan ada penularan lokal atau di wilayah Kabupaten Balangan.
Merujuk data persebaran penyakit malaria yang dimiliki Dinas Kesehatan Balangan, sebagian besar berada di Kecamatan Halong.
Tercatat dan ditangani oleh Puskesmas Halong sebanyak 11 orang dan ditangani oleh Puskesmas Uren sebanyak 31 orang.
Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh nyamuk. Dalam penanganannya, upaya yang paling utama adalah meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Hal ini karena pencegahan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk seperti malaria, DBD, filaria, chikungunya, utamanya adalah tentang kebersihan lingkungan.
Baca juga: Mewakili Kalimantan Selatan, Husain meraih Penghargaan 1 Guru Madrasah dan Tenaga Kependidikan Tingkat Nasional
Baca juga: Mantan Wakil Wali Kota Banjarmasin HM Irwan Anshari Wafat, Paman Almarhum Terungkap Ini
Baca juga: Inalillahiwainailaihirojiun, Mantan Wakil Wali Kota Banjarmasin HM Irwan Anshari Meninggal Dunia
“Kebiasaan seperti menguras tempat penampungan air yang terdapat jentik nyamuk, tidak membuang sampah terutama yang bisa menjadi tempat berkembang biak nyamuk, itu semua menjadi kunci pencegahan penyakit yang dibawa nyamuk,” jelas Nasai.
Tak kalah penting, pemberian obat nyamuk dan pengasapan. ini adalah langkah terakhir. Sebab, lebih efektif dilaksanakan, jika lingkungan bersih dari jentik nyamuk.
Tim kesehatan, kata Nasai, juga melakukan kegiatan survei vektor dan pemeriksaan darah bagi masyarakat di pedesaan. Tak jarang, petugas kesehatan harus bermalam di pemukiman warga di dalam hutan.
(Banjarmasinpost.co.id/Isti Rohayanti)