PT PLN (Persero) siap menyediakan pasokan listrik sebesar 4.000 megawatt (MW) untuk mendukung akselerasi industri hilir melalui kerja sama koinvestasi. PLN menggandeng lima industri strategis antara lain kawasan industri terintegrasi, industri smelter, hingga industri data center dengan percepatan akses listrik.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan salah satu penopang pertumbuhan ekonomi nasional adalah sektor industri. Hilirisasi dapat meningkatkan PDB (Produk Domestik Bruto) Indonesia melalui peningkatan nilai jual produk komoditas mineral.
Dan salah satu faktor terpenting untuk menjamin keberlanjutan dan peningkatan daya saing industri adalah kesiapan tenaga listrik yang andal, efisien dan berbasis energi terbarukan.
“Untuk itu, kami sangat menyadari bahwa listrik merupakan kebutuhan penting bagi sektor industri. Kami siap memfasilitasi semua kebutuhan listrik sektor industri. Saat ini kami memiliki pasokan listrik yang sangat andal dan kami pastikan seluruh sistem kelistrikan mampu menjawab kebutuhan listrik sektor industri,” kata Darmawan.
Melalui kerjasama ini, PLN mengakselerasi penetrasi pasar dengan menggandeng mitra strategis untuk dapat menyediakan listrik sesuai kebutuhan industri. Melalui _co-investment_ yang ditawarkan PLN, kebutuhan listrik dapat terealisasi dengan cepat.
“PLN siap berkolaborasi dan memastikan iklim investasi yang baik dalam mendukung sektor industri,” kata Darmawan.
Direktur Corporate Planning and Business Development PLN Hartanto Wibowo menjelaskan untuk bisa melakukan pengembangan industri membutuhkan investasi yang tidak sedikit. PLN melakukan terobosan dengan mengedepankan kerjasama dan kolaborasi melalui skema _co-investment_ agar target hilirisasi mineral dalam negeri dapat segera terealisasi, dengan tetap mengedepankan prinsip _kewajaran_ dalam berbisnis.
_Co-investment_ adalah kerjasama atau investasi bersama yang dilakukan oleh suatu perusahaan bersama dengan sekutu komanditer.
“Melalui kerjasama ini, kita tidak lagi saling menunggu, tetapi kita akan proaktif mencari solusi untuk mencapai apa yang menjadi target bersama dalam mengembangkan bisnis kita masing-masing,” kata Hartanto.
Hartanto memaparkan lima industri yang bekerjasama dengan PLN kali ini, yakni PT Anugrah Tehnik Industri, PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia, PT Dayatama Prima Energi, China Energy dan PT Suryacipta Swadaya. Melalui ko-investasi, PLN dan mitra strategis akan dapat menjamin percepatan penyediaan infrastruktur ketenagalistrikan, sehingga target operasional smelter dan kawasan terpadu dapat tercapai tepat waktu. Untuk kawasan terpadu, selain ketenagalistrikan berbasis energi yang andal dan ramah lingkungan, juga berpotensi untuk mengembangkan solusi cerdas terpadu.
Direktur Utama PT Anugrah Tehnik Industri Edy Santi menilai saat ini Kawasan Industri merupakan salah satu industri yang berkembang pesat. Dengan banyaknya pertumbuhan industri dan menjamurnya kawasan industri, diperlukan pasokan listrik yang handal.
“Bekerja sama dengan PLN melalui skema kerjasama ini merupakan langkah strategis bagi kami untuk menjamin kepastian pasokan listrik,” ujar Edy Santi.
Bob Saril, mewakili PT Huadi Nickel-Alloy Indonesia, menyatakan skema kerjasama ini merupakan bentuk komitmen PLN dalam memenuhi kebutuhan listrik untuk pembangunan fasilitas smelter yang telah diantisipasi.
“Dengan skema bisnis ini, kami dan PLN dapat mencoba bersama-sama menjajaki penyediaan pembangkit yang cocok untuk memenuhi kebutuhan Huadi dan memberikan lebih banyak peluang kepastian ketersediaan listrik untuk fasilitas kami,” tambah Bob.
Pada kesempatan yang sama, Direktur PT Dayatama Prima Energi Adrian Martowardojo mengatakan, saat ini smelter miliknya di Kalimantan Timur sudah beroperasi. Kolaborasi dengan PLN untuk optimalisasi rongga bekas tambang untuk pembangunan PLTS terapung akan menambah green energy mix pasokan listrik smelter.
“PT Dayatama Prima Energi dan PLN sama-sama memiliki komitmen green energy sebagai energi masa depan. Kerjasama ini nantinya merupakan langkah yang baik, kita dapat memanfaatkan lahan bekas tambang menjadi Void PLTS yang dapat digunakan untuk melistriki smelter kita. , serta menambah bauran energi hijau dalam portofolio PLN,” katanya.
Jing Bing dari China Energy menjelaskan komitmen perusahaan untuk menjadi industri hijau dibuktikan melalui kerjasama ini. Jing Bing meyakini PLN memiliki kapasitas yang cukup untuk memasok kebutuhan listrik yang besar namun berbasis energi bersih.
“Kami akan membantu pemerintah Indonesia untuk mencapai tujuan net zero emission _(net zero emission)_ pada tahun 2060. Dan juga menurut saya itu bukan hanya misi kami tetapi juga kewajiban kami,” ujar Jing Bin.
Presiden Direktur PT Suryacipta Swadaya, Johannes Suriadjaja menjelaskan saat ini kawasan industri terintegrasi semakin menjamur di Indonesia sejalan dengan langkah pemerintah memperkuat industri dalam negeri. Berpijak pada kawasan industri hijau yang diminati investor, kerja sama dengan PLN merupakan langkah strategis bagi perseroan.
“Bekerja sama dengan PLN merupakan langkah strategis, karena saat ini industri membutuhkan pasokan listrik yang tidak hanya _ketahanan_ tetapi juga _hijau_. Dukungan kelistrikan yang andal dapat kita peroleh dari jaringan PLN beserta Renewable Energy Certificate (REC). Sekaligus, kami juga sedang membangun kerjasama dengan PLN untuk mengembangkan pembangkit EBT dan solusi total smart di kawasan terpadu yang dapat meningkatkan nilai tambah bagi industri dan meningkatkan daya saing,” ujar Johannes.