Petugas PLN saat ini sedang berjuang untuk memasang jaringan listrik di daerah terpencil. (Foto: IST PLN).
BANJARBARU, Kalimantan Tengah Ekspres.com – Listrik sudah menjadi kebutuhan primer yang sangat penting bagi kehidupan dan menjadi lokomotif perekonomian bangsa. Luasnya wilayah nusantara dan berbagai kondisi geografis yang ekstrem, tentunya bukan pekerjaan mudah untuk menyuplai listrik dari rumah ke rumah. Disitulah peran penting PT PLN (Persero) untuk menjadikan Indonesia cerah.
Diadaptasi dari PLN, sepanjang tahun 2022 hingga November, Unit Distribusi Utama PLN Kalsel dan Kalteng (UID Kalselteng) telah melistriki total 87 desa, 38 desa di Kalsel sehingga rasio elektrifikasi (RE) mencapai 99,99% dan 49 desa di Kalimantan Tengah. mencatat RE sebesar 98,76%.
Listrik merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat. Untuk itu, PLN terus berupaya meningkatkan rasio elektrifikasi ke pelosok tanah air. Energi listrik merupakan barang yang sangat berharga bagi sebagian masyarakat yang tinggal di daerah terpencil. Desa Sangal yang berada di Kecamatan Rungan, Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, merupakan satu dari ribuan desa yang berhasil dialiri listrik PLN pada tahun 2022.
Menuju Desa Sangal yang berjarak kurang lebih 200 kilometer dari pusat Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, sangatlah menantang. Maka tak heran desa ini jauh dari hingar bingar lampu gemerlap seperti di kota. Jalan berkelok tajam, bukit terjal naik turun, serta harus menyeberangi sungai menjadi tantangan tersendiri untuk menuju lokasi desa terpencil ini. Belum lagi potensi banjir saat sungai sedang tinggi dan akses jalan yang terbatas selama perjalanan.
Ketika listrik PLN belum masuk, dulu masyarakat Desa Sangal harus berteman dengan gelap gulita ketika sinar matahari mulai menghilang, tidak banyak kegiatan yang bisa dilakukan ketika listrik belum tersedia di desa tersebut. Desa.
Yandi (42), warga Desa Sangal yang berprofesi sebagai petani, menuturkan, sebelumnya belum ada jaringan listrik yang masuk ke desanya.
Saat malam tiba, Yandi mulai menyalakan genset. Beberapa warga desa telah menggunakan genset selama beberapa tahun terakhir untuk memenuhi kebutuhan listrik mereka. Genset akan beroperasi mulai pukul 18.00 hingga 21.00 WIB, ketika waktu tidur tiba, maka kampung akan kembali gelap diiringi lampion.
Masuknya listrik ke Desa Sangal disambut antusias masyarakat, karena tidak perlu lagi menyalakan genset dan dapat menghemat biaya bahan bakar genset hingga Rp. 600.000 per bulan.
“Alhamdulillah, sejak listrik PLN masuk, warga tidak perlu menyalakan genset, tidak ada suara mesin yang menderu-deru di malam hari, dan kami bisa merasakan betapa terangnya di malam hari,” kata Yandi.
Kerja keras PLN juga berhasil mengembangkan senyum bahagia warga desa Patikalain di kaki Gunung Meratus, Kabupaten Hulu Sungai, Kalimantan Selatan. PLN membangun jaringan 10,6 Kilo Meter Circuit (KMS) yang terdiri dari 8,35 Jaringan Tegangan Menengah (JTM) dan 2,25 Jaringan Tegangan Rendah (JTR), serta 3 Trafo Distribusi dengan total daya 150 Kilo Volt Ampere (KVA).
Salah satu kebahagiaan Sriyani (46), warga Desa Patilalain, dengan adanya listrik selama 24 jam terus menambah waktu belajar anaknya. “Sekarang anak-anak tidak takut belajar di malam hari, karena ada listrik. Terima kasih kepada PLN dan pemerintah,” jelasnya.
General Manager PT PLN (Persero) UID Kalteng, Muhammad Joharifin mengatakan “Banyak tantangan dalam mendapatkan listrik hingga pelosok tanah air. Medannya berat dengan tekstur pegunungan, jika ingin membawa tiang listrik harus buang ke bawah, larutkan lewat sungai lalu dibawa ke atas bukit oleh para pelaksana. Seberat apapun medannya, kita harus bisa menaklukkannya agar desa-desa di Kalsel dan Kalteng terang benderang,” dia berkata.
Ia menambahkan, untuk mengemban tugas besar tersebut, petugas PLN seringkali harus menembus hutan belantara, gunung, tanah berlumpur, sungai dan sebagainya guna membangun jaringan listrik di pelosok.
Berjalan menembus lumpur, berenang menyeberangi sungai sambil mengangkat tiang listrik seakan sudah menjadi makanan sehari-hari.
“Banyak tantangan yang kami hadapi dalam pemasangan listrik di desa-desa, terutama di daerah terpencil yang minim akses jalan, termasuk mobilisasi peralatan karena medan yang sangat berat. Menjadi kebahagiaan kami dan memotivasi kami untuk terus melistriki desa-desa lainnya,” jelas Joharifin
Upaya pemerataan jaringan listrik perdesaan juga dilakukan di daerah lain di Kalteng, antara lain beberapa desa di Batu Putih, Dirung, Malasan, Muara Bakanon, Tumbang Salo, Sei Bakanon Kabuten Murung Raya. Sementara di Kalsel progres elektrifikasi perdesaan sedang berlangsung di desa Datar Ajab dan Hinas Kanan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, serta Desa Manunggal Lama di Kabupaten Kotabaru.
Masuknya listrik PLN ke desa-desa tidak hanya memberikan penerangan, tetapi juga memberikan kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat. (adv)