Perdana Menteri Belanda Mark Rutte dalam sebuah pertemuan dengan Raja Willem Alexander membahas pemerintahan sementara di Belanda. Pertemuan ini berlangsung setelah adanya konflik seputar kebijakan migrasi yang menyebabkan pemerintahan Rutte bubar.
Saat meninggalkan istana di Den Haag, Rutte menolak berkomentar tentang pertemuan tersebut yang berlangsung selama satu setengah jam. “Pertemuan-pertemuan itu bersifat rahasia,” ujarnya kepada para wartawan.
Langkah penting selanjutnya adalah membubarkan parlemen, namun sebelum itu, akan ada pembahasan mengenai pengunduran diri pemerintah di majelis rendah Belanda yang dijadwalkan pada Senin. Setelah parlemen dibubarkan, pemilihan umum akan dilakukan sekitar bulan November.
Rutte sendiri telah menjabat sebagai perdana menteri selama lebih dari satu dekade, menjadikannya perdana menteri terlama dalam sejarah Belanda. Dalam konferensi pers sebelumnya, Rutte menyatakan niatnya untuk maju kembali dalam pemilihan umum mendatang. Namun, ia akan berkonsultasi dengan partainya sebelum mengambil keputusan akhir.
Krisis politik di Belanda muncul setelah partai konservatif VVD yang didukung oleh Rutte ingin membatasi jumlah pencari suaka yang masuk ke negara tersebut. Ketegangan semakin meningkat ketika Rutte menuntut dukungan untuk usulan pembatasan anak-anak pengungsi perang yang sudah berada di Belanda. Selain itu, ia juga mengusulkan masa tunggu dua tahun sebelum anak-anak tersebut dapat bersatu kembali dengan orang tuanya. Usulan tersebut ditolak oleh partai-partai kecil dan mengakibatkan bubarnya koalisi pemerintahan Rutte.
Sebagai kepala negara, Raja Belanda diperkirakan akan meminta koalisi Rutte untuk tetap menjadi pemerintahan sementara hingga terbentuknya pemerintahan baru setelah pemilu. Biasanya proses tersebut membutuhkan waktu berbulan-bulan.
Di Belanda, isu migrasi sekarang diarsir oleh protes petani terhadap rencana pemerintah untuk membatasi emisi nitrogen, yang mereka yakini akan menghancurkan banyak usaha pertanian. Meskipun Belanda telah menerapkan kebijakan imigrasi yang ketat di Eropa, jumlah permohonan suaka melonjak pada tahun lalu dan diperkirakan akan mencapai 70 ribu tahun ini, melebihi rekor sebelumnya pada tahun 2015.