RANTAU – Zainudin, warga Desa Miawa, Kecamatan Piani, terpaksa menghentikan sepeda motornya. Ia tak berani melewati genangan air di ruas jalan Rantau-Miawa, tepatnya di Desa Bitahan Baru, Kecamatan Lokpaikat, di lokasi genangan yang merembet ke jalan.
“Knalpot motor saya rendah, jadi takut mogok kalau ngebut di jalan,” ujarnya, Rabu (1/3) kepada Radar Banjarmasin saat bersantai di jalan dekat genangan air.
Kepala Desa Baramban Rustam Nawawi mengatakan, lokasi genangan di Desa Bitahan Baru, Kecamatan Lokpaikat, menyebutkan banyak anak sekolah bahkan tidak bisa pulang. “Baru larut malam baru bisa pulang,” kata pria yang juga menjabat sebagai Ketua APDESI di Kabupaten Tapin itu.
Rustam Nawawi menegaskan sudah konfirmasi ke pihak perusahaan karena jalan tersebut dekat dengan lubang tambang, namun mereka tidak mau disalahkan. “Sebenarnya kami ingin tidak saling lempar batu, tapi bisa duduk bersama mencari jalan keluar, agar genangan air tidak terus berlanjut,” pintanya.
Lokasi jalan yang tergenang air memang dekat dengan area pertambangan. Setidaknya, ada tiga perusahaan yang dipantau: PT ATS (Seven True Award), kemudian PT EBL (Energi Batubara Lestari) dan PT BRE (Bhumi Rantau Energi).
Humas PT EBL M Husin Haikal saat didatangi kantornya, mengaku lubang tambang yang berada di kanan jalan dari arah Rantau memang milik mereka, namun kini sudah tidak aktif lagi.
“Sebenarnya, kami telah berusaha sebaik mungkin untuk menghindari dampak lingkungan. Tapi ujung-ujungnya ada genangan air, kami duga karena ada sumbatan di selokan,” akunya.
Awalnya tidak ada gorong-gorong, namun dibuka jalan oleh perusahaan yaitu PT ATS di tempat yang seharusnya menjadi saluran air. “Atas kejadian ini kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk membantu warga agar bisa menyebrang. Mulai Selasa (28/2) sekitar pukul 20.00 WITA hingga Rabu (1/3) sekitar pukul 04.00 WITA, kami siaga memastikan pengendara di sana bisa lewat. ” jelasnya.
Beralih ke kantor PT BRE, perwakilannya Eko Rusdiono mengatakan tidak berbeda dengan penjelasan PT EBL, pihaknya berusaha membantu pengendara melintas.
“Kami bahkan menurunkan peralatan,” katanya.
Sementara itu, Humas PT ATS, Hendri, saat hendak dikonfirmasi dihubungi via WhatsApp, tidak merespon.
Dari rilis Pusdalops BPBD Tapin, Selasa (28/2) malam, genangan air di sana setinggi 50 cm. Sehingga roda dua tidak bisa dilalui
Anggota BPBD bersama TNI dan Polri beserta relawan binaan perusahaan turun ke lokasi untuk membantu warga yang hendak menyeberang ke Kabupaten Piani menggunakan perahu dan mobil. (dly/ij/ran)