Diketahui saat ini cabai rawit hiyung dari Desa Hiyung, Kecamatan Tapin Utara, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan juga masuk dalam produksi produsen ternama yaitu Sambal ABC yang menggunakan cabai rawit hiyung sebagai bahan baku utamanya. dan iklannya sering ditayangkan di sejumlah stasiun televisi nasional.
Komoditas cabai rawit hiyung sendiri merupakan salah satu hasil pertanian andalan Kabupaten Tapin Kalimantan Selatan yang memiliki keunikan tersendiri dimana bila ditanam di luar daerah hiyung tingkat kepedasannya tidak mencapai 17 kali lipat dari tempat asalnya. .
Aji mengatakan Penas XVI Petani Nelayan mengusung tema “Memperkuat Penguatan Potensi dan Posisi Tawar Komoditas Lokal untuk Mewujudkan Swasembada Pangan Berkelanjutan Menuju Indonesia Sebagai Lumbung Pangan Dunia Tahun 2045”.
Dikatakannya, pekan nasional dibuka langsung oleh Menteri Ekonomi dan Perdagangan RI Airlangga Hartato yang dilaksanakan secara daring.
“Pemerintah Kabupaten Tapin turut serta menampilkan produk olahan dari cabai Hiyung yang dikenal 17 kali lebih pedas dari cabai biasa,” ujarnya.
Komoditas Cabe Hiyung ini, kata Aji Budiono, ditampilkan dalam bentuk produk jadi yang siap dikonsumsi bersama mitra makan malam. Diantaranya adalah abon cabai hyung, sambal kecap pedas dan cabai hyung dengan berbagai rasa.
“Namun bibit cabai hiyung juga kami bawa dalam polybag. Agar pengunjung mengetahui tanaman cabai dan hasil olahannya,” jelasnya.
Lanjutnya, selain cabai hiyung, kami juga akan menampilkan Kopi Hatungun dan Kacang Jaruk, produk khas olahan Tapin. Memang ada kesamaan seperti kacang hijau dan kopi, namun Tapin memiliki cita rasa tersendiri.
Selama tiga hari pameran, kata Aji, banyak pengunjung yang datang ke standnya karena penasaran. Sekalipun hanya sekedar untuk mencicipi pedasnya atau bertanya tentang cara mengolahnya dan cara mengolahnya.
“Selama tiga hari, dari buku kunjungan tamu, tercatat lebih dari seribu orang yang berkunjung ke stand Tapin,” ujarnya.
Menurut Aji, Pekan Nasional Nelayan dan Tani Indonesia merupakan ajang silaturahmi dan silaturahmi para kontak petani, nelayan dan kehutanan untuk saling menunjukkan prestasi sebagai pelaku utama dalam pembangunan pertanian, perikanan dan kehutanan.
“Kegiatan Penas ini merupakan wadah pertemuan kontak petani, nelayan dan petani hutan untuk saling melengkapi dan memperkuat kepemimpinan agribisnis di tingkat petani, nelayan dan petani hutan,” jelasnya.
Penas Tani bukanlah ajang pameran untuk promosi berbagai komoditas pertanian, perikanan, perkebunan, dan kehutanan, melainkan wadah komunikasi dan pemberian contoh dalam menghadapi cuaca dan kondisi alam, khususnya pada tahun 2023 dan 2024.