Perbesar
Percikan berlanjut hingga malam Midodareni. Chelsea Islan berganti menjadi kebaya Jawa ungu panjang dan kain batik berwarna coklat. @iluminen.
6. Dodol Dawet
Saat mempelai wanita sedang menjalani prosesi rengekan, orang tua mempelai wanita dapat melakukan prosesi dodol dawet. Dodol dawet bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarti jualan dawet atau cendol.
Kedua orang tua mengadakan acara jualan dawet sebagai sajian kepada para tamu undangan yang hadir untuk menyaksikan prosesi yang telah berlangsung. Namun penjualan dawet ini tidak dibayar dengan uang, melainkan dengan kreweng atau pecahan tembikar yang terbuat dari tanah liat sebagai tanda bahwa hakikat kehidupan berasal dari bumi.
Ada prosesi ini, ibu mempelai wanita akan melayani pembeli, sedangkan ayah akan melindungi ibu. Ini menjadi contoh bagi anak-anak mereka di masa depan bahwa mereka harus bekerja sama dalam membangun rumah tangga.
7. Midodareni
Setelah prosesi rengekan dan dodol dawet selesai, prosesi pernikahan adat Jaya dilanjutkan dengan prosesi malam midodareni. Midodareni berasal dari kata widodari yang artinya bidadari. Prosesi midodareni bertujuan untuk mempercantik mempelai wanita agar terlihat seperti bidadari di hari pernikahannya.
Dalam prosesi ini, mempelai wanita akan berdiam diri di kamar bersama kerabat perempuan lainnya. Prosesi ini biasanya dimulai dari pukul 18.00 sampai dengan pukul 24.00, selama prosesi tersebut kedua mempelai akan melakukan perawatan diri seperti scrubbing, memakai masker, dan lain sebagainya.
Setelah prosesi midodareni selesai, mempelai wanita keluar dengan riasan sederhana, kemudian bapak mempelai wanita akan mengadakan tantangan. Sang ayah akan bertanya, apakah mempelai wanita sudah siap menikah dengan pujaan hatinya? Apakah Anda mantap dan yakin?
Dalam prosesi midodareni, mempelai pria juga datang ke rumah mempelai wanita, namun keduanya tidak diperbolehkan untuk bertemu. Biasanya juga akan diadakan serah terima midodareni dari mempelai pria kepada mempelai wanita. Bingkisan yang diberikan bisa berupa alat salat, pakaian, alas kaki, perhiasan, rias wajah, dan aneka kue atau makanan tradisional. Masing-masing persembahan ini memiliki arti tersendiri untuk pernikahan yang baik.
8. Pengajuan Keberatan
Prosesi yang akan diikuti selanjutnya adalah penyerahan sanggan dan melibatkan orang tua mempelai pria kepada orang tua mempelai wanita. Prosesi ini dilakukan sebagai bentuk penebusan dosa bagi putri mereka. Sanggan ini biasanya diisi dengan satu tangkapan atau dua sisir pisang raja yang sudah matang di pohon. Sanggan juga dilengkapi dengan sirih ayu, bunga telon yang terdiri dari tiga kuntum yaitu mawar, melati, dan kenanga yang biasanya diikat dengan benang lawe.
Setelah selesai upacara midodareni dan sesaji pada malam yang sama, keesokan harinya atau melalui beberapa perubahan akan diadakan akad nikah.
9. Prosesi Pernikahan
Prosesi pernikahan dilakukan menurut agama masing-masing. Menurut masyarakat muslim, akad nikah akan segera dilaksanakan dengan persetujuan dan persetujuan dibantu oleh imam, kemudian didaftarkan ke KUA terlebih dahulu, sedangkan agama lain seperti katolik dan kristen akan melaksanakan sakramen nikah.
10. Upacara Panggih
Setelah melalui prosesi pernikahan berdasarkan kepercayaan masing-masing, prosesi pernikahan adat Jawa dilanjutkan dengan upacara panggih yang merupakan puncaknya. Kedua mempelai akan dipertemukan kembali setelah resmi menikah dan menjadi suami istri.
Upacara Panggih akan dibuka dengan tarian gila. Dilanjutkan dengan keseimbangan gantal. Balangan gantal adalah prosesi kedua mempelai saling melempar daun sirih yang berisi bunga pinang, gambir, kapur sirih dan tembakau hitam yang diikat dengan benang lawe.
Balangan dilakukan dengan posisi kedua mempelai saling berhadapan dengan jarak dua meter. Pengantin pria akan melemparkan tiga gantungan di dahi, dada, dan lutut pengantin wanita. Pengantin wanita juga akan melemparkan dua gantungan, ke arah dada dan lutut pengantin pria.