Puluhan pemain sepak bola Liga Indonesia turun ke lapangan Matawaru, Tulehu, dalam laga persahabatan. Mereka adalah pemain berdarah Tulehu yang mudik untuk merayakan Idul Fitri 1444 Hijriah.
Tulehu sendiri layak menjadi Kampung Sepak Bola. Pasalnya, desa dengan julukan Hatessy itu telah melahirkan banyak pemain sepak bola handal.
Tengok saja, di era Galatama dan Perhimpunan, ada nama-nama tenar seperti Mustafa Umarella, Dedy Umarella, Imran Nahumarury, Rahel Tuasalamony, Chairil Anwar ‘Pece’ Ohorella hingga Muh Tadi Lestaluhu.
Kini, di era sepak bola modern, Tulehu kembali menyumbangkan sejumlah pemain klub di Liga 1, Liga 2, dan Liga 3. Sebut saja Hendra Adi Bayauw, Ramdani Lestaluhu, Rizky Pellu, Hasyim Kipuw, Sidik Saimima, Alwi Slamat, Rifad Marasabessy, Ridwan Tawinella hingga Ricky Akbar Ohorella dan masih banyak pemain lainnya.
Semua pemain liga ini biasanya bersatu dalam tradisi unik setiap merayakan Idul Fitri. Ya, setiap tahun selalu ada pertandingan amal antara pesepak bola ternama asal Tulehu melawan tim-tim di Tulehu dan Kota Ambon.
Hasyim Kipuw, Kapten Tulehu Putra All Star, salah satu penggagas diadakannya pertandingan amal ini adalah senior “Pace” (Chairil Anwar Ohorella), karena itulah tradisi ini selalu dipertahankan hingga sekarang.
“Kompetisi sudah selesai, makanya saya pulang kampung mengunjungi keluarga sekaligus mengikuti pertandingan amal ini. Saya ikut setiap tahun,” kata Hasyim saat bincang-bincang dengan media di Tulehu, Minggu (23/4). ).
Menurutnya, kunci sukses Tulehu sebagai kampung sepak bola dan tradisional selalu melahirkan pemain-pemain berkelas nasional tak lepas dari dukungan para seniornya.
“Nah, untuk menjaga dan melestarikan tradisi (pertandingan amal) ini, muncul ide-ide dari para senior yang sudah lebih dulu mulai bermain sepak bola. Tujuannya untuk menjaga regenerasi yang berkesinambungan,” jelasnya.
Hasyim melanjutkan, seluruh pemain yang terlibat dalam laga amal ini, selalu memberikan motivasi, memberikan ilmu bermain sepakbola hingga pengalaman menjadi pemain di tanah perantauan kepada para remaja, anak-anak desanya.
“Yang lebih penting adalah menjaga silaturahmi antar sesama pemain,” jelasnya.
Hasyim yang juga pemain Barito Putra menambahkan, momen Idul Fitri dimanfaatkan mereka untuk berkumpul sambil melepas rindu masa kecil.
“Biasanya setelah Sholat Idul Fitri, sorenya ada pertandingan amal. Yang terpenting adalah sumbangan sukarela dari ratusan penonton yang akan disumbangkan untuk pembangunan masjid di Tulehu. Semoga tradisi ini bisa dipertahankan,” ujarnya. dikatakan.
Tulehu Putra All Star Vs Merah Putih
Laga amal di hari kedua yang mempertemukan Tulehu Putra All Star melawan Merah Putih Fc yang berlangsung di Tarembal Matawaru dimenangkan oleh Tulehu Putra All Star.
Hasyim Kipuw dan kawan-kawan berhasil mengalahkan tim asal Kota Ambon dengan skor telak 4-2.
Empat gol kemenangan Telehu Putra All Star dicetak oleh Muhamad Sidik Saima dan tiga gol lainnya dicetak oleh Salim Tuharea.
Sedangkan Riskandi Lestaluhu dan Fangky Pasamba mencetak dua gol untuk Fc Merah Putih.
Meski kalah, kapten Merah Putih, Faisal Tuasamu, tetap bangga karena bisa bermain sebagai pemain profesional.
“Kalah dan menang adalah hal yang wajar dalam sebuah pertandingan. Hari ini teman-teman (pemain) mendapat pelajaran dan pengalaman berharga dari para pemain Liga 1. Semoga silaturahmi ini tetap terjaga,” singkatnya.
Sementara itu, Hasyim Kipuw menilai pemain lawan yang bagus cukup banyak, namun jam terbang mereka masih kurang. Oleh karena itu, potensi tersebut harus terus dikembangkan dan diasah.
“Jangan melihat menang atau kalah. Tapi bagaimana agar tradisi ini tidak hilang,” pungkasnya.