KOMPAS.com – Rencana pembatasan pemain naturalisasi di Liga Indonesia atau Liga 1 musim depan menuai protes di media sosial Twitter.
Pada Senin (6/3/2023), akun Twitter tersebut @indosupporter membagikan unggahan sejumlah pesepakbola naturalisasi yang mengeluhkan rencana aturan baru tersebut.
“Kalau main di timnas, kamu warga negara Indonesia. Kalau main di klub, kamu pemain naturalisasi,” tulis pemain Persib Bandung Victor Igbonefo melalui akun Instagramnya.
“Sepak bola adalah olahraga global yang merayakan keragaman. Regulasi baru-baru ini bertentangan dengan semangat kami,” tulis pemain Bali United Ilija Spasojevi.
“Dulu kita di timnas, kita lokal. Sekarang di liga, kita naturalisasi. Coba hargai kita dan semua yang kita lakukan untuk negara ini,” tulis pemain Madura United, Beto Gonçalves.
Lalu, apakah aturan pembatasan pemain naturalisasi itu benar-benar berlaku?
Baca juga: PSSI gencar menaturalisasi pemain, apa dampaknya bagi sepakbola Indonesia?
Exco PSSI: masih dalam peninjauan
Kompas.com/Kiki Safitri
Menteri BUMN Erick Thohir bersama Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga di ICE-BSD, Tangerang, Sabtu (14/1/2023)
Anggota Pengurus Besar (Exco) Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) 2023-2027 Arya Sinulingga buka suara soal polemik aturan pembatasan pemain naturalisasi.
Dia menyatakan, aturan tersebut saat ini belum diberlakukan secara resmi.
“Itu masih usulan dari klub Liga 1 dan Liga 2 yang nanti akan dibahas dan diputuskan oleh PSSI melalui rapat Exco,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/3/2023).
Menanggapi keluhan dan komentar negatif yang beredar di masyarakat, menurutnya hal itu terjadi karena masyarakat menganggap keputusan ini sudah resmi berlaku.
Bahkan, Exco PSSI masih akan mengkaji aturan tersebut guna memenuhi kepentingan semua pihak terkait.
Arya juga menjelaskan aturan ini dibuat untuk memberikan regulasi yang mengatur pemain sepak bola di Indonesia.
“Disesuaikan dengan kondisi sepakbola lokal, kompetisi lokal dan kompetisi regional,” lanjutnya.
Tanpa aturan itu, dia menyatakan kemungkinan jumlah pemain sepak bola asal Indonesia akan berkurang akibat digantikan oleh pemain naturalisasi.
“Makan perlu diatur,” imbuhnya.
Meski begitu, hingga saat ini PSSI belum menerapkan aturan pembatasan pemain naturalisasi.
PSSI akan tetap menerima segala masukan dari berbagai pihak yang terlibat dalam persepakbolaan Indonesia.
Baca juga: Gencarnya Naturalisasi Pemain oleh PSSI, Pengamat Satire Roadmap Tak Jelas
tanggapan APPI
(KOMPAS.com/ACHMAD NASRUDIN YAHYA)
CEO Persatuan Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) Hardika Aji (kiri) bersama Presiden APPI Andritany Ardhiyasa usai bertemu Tim Gabungan Pencari Fakta Independen (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan di Kantor Kemenko Polhukam ( Kemenko Polhukam), Jakarta, Senin (10/10/2022) siang.
Sementara itu, Persatuan Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) menyatakan larangan pemain naturalisasi pada kompetisi sepak bola Liga 1 merupakan bentuk pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).
Dalam siaran pers yang diunggah melalui situs resminya, APPI menyatakan bahwa hal tersebut berpedoman pada Deklarasi Universal Hak Pemain dan Kebijakan Hak Asasi Manusia FIFA.
“Pembatasan terhadap pemain naturalisasi merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM), setelah seseorang dinyatakan sebagai Warga Negara Indonesia (WNI) harus mendapatkan hak yang sama dengan warga negara Indonesia lainnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, tulis APPI, Senin. (6/3/2023).
Asosiasi seluruh pemain sepak bola profesional di Indonesia juga menilai PSSI harus mencari solusi terbaik bagi pemain naturalisasi. Membatasi jumlah di klub bukanlah solusi yang tepat.
Selain itu, PSSI harus mempertimbangkan pemain naturalisasi yang bersedia menjadi warga negara Indonesia karena kebutuhan dan tuntutan bermain di timnas Indonesia.
APPI juga meminta PPSI memperjelas tujuan pembatasan pemain naturalisasi.
“Kalau tujuan pembatasan pemain untuk pengembangan pemain lokal, tidak sejalan dengan rencana penambahan kuota pemain asing,” kata APPI.
Saat ini, APPI telah mengirimkan surat kepada PSSI untuk meminta para pemain dilibatkan dalam pengambilan keputusan untuk sepak bola Indonesia.
Baca juga: Berkaca pada Marc Klok, Ini Syarat Prosedur Naturalisasi
Aturan jumlah pemain di Liga 1
Dilansir dari Antara (6/3/2023), rencana aturan baru terkait pemain di klub-klub Liga 1 pertama kali muncul lewat penjelasan Ketua PSSI Erick Thohir dalam Sarasehan Sepak Bola Nasional, Sabtu (4/3/2023) di Surabaya, Jawa Timur. .
Dalam acara yang juga dihadiri perwakilan klub Liga 1 dan Liga 2 itu, muncul kesepakatan terkait aturan jumlah pemain dalam satu klub. Jumlah pemain tersebut terdiri dari pemain lokal, pemain naturalisasi, dan pemain asing.
Berikut beberapa aturan mengenai jumlah pemain dalam sebuah klub sepak bola yang berlaga di Liga 1.
1. Jumlah pemain
Di bawah aturan ini, setiap klub Liga 1 memiliki kuota 35 pemain dan tidak ada batasan jumlah pemain asing.
Namun, hanya 4+1 pemain asing yang bisa didaftarkan untuk bermain di setiap pertandingan.
2. Kuota pemain asing
Setiap klub Liga 1 boleh memiliki pemain asing dengan kuota 4+1.
Artinya, setiap klub Liga 1 bisa merekrut 4 pemain asing dan 1 pemain asing dari Asia Tenggara.
Aturan lama menyebutkan kuota pemain asing adalah 3+1 atau 3 pemain asing dan 1 pemain Asia.
3. Kuota pemain naturalisasi
Setiap klub Liga 1 hanya boleh memiliki pemain naturalisasi dengan kuota 1+1 dari total 35 pemain yang akan berlaga di Liga 1.
Artinya, setiap klub akan dibela oleh 1 pemain asing non-ASEAN dan 1 pemain dari Asia Tenggara.
Dapatkan pembaruan berita terpilih Dan berita terkini setiap hari dari Kompas.com. Yuk gabung di grup Telegram “Kompas.com News Update”, caranya klik link nya lalu gabung. Anda harus menginstal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel Anda.