Tanjung (ANTARA) –
Rosita (33), tenaga kesehatan di Puskesmas Pugaan, Kecamatan Pugaan, Kabupaten Tabalong.
Berbekal gelar sarjana gizi, Rosita terus berkomitmen menekan kasus stunting di Kecamatan Pugaan yang masih cukup tinggi.
Meski statusnya hanya sebagai pegawai tidak tetap Provinsi Kalimantan Selatan sejak tahun 2019 hingga saat ini tidak menyurutkan semangatnya untuk menangani masalah tumbuh kembang anak termasuk gizi buruk di wilayah kerjanya.
Ibu dua anak ini menuturkan, saat mulai bekerja di Puskesmas Pugaan pada 2019, angka stunting mencapai 27 persen.
Kondisi tersebut mendorongnya melakukan berbagai inovasi untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penanganan stunting.
“Alhamdulillah, dari tahun 2021 hingga 2022 kasus stunting di Kecamatan Pugaan mengalami penurunan dari 18,5 persen menjadi 13 persen,” ujar Rosita.
Kerja keras alumni Stikes Husada Borneo Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan, membuatnya menjadi tenaga kesehatan teladan terbaik tingkat Kabupaten Tabalong tahun 2021.
Mewakili Kabupaten Tabalong tingkat Provinsi Kalimantan Selatan, Rosita akhirnya meraih juara II penilaian tenaga kesehatan teladan di tahun yang sama.
Menjadi tenaga kesehatan teladan baginya melalui proses persiapan yang panjang dengan semangat kerja keras, semangat, tanggung jawab dan mampu bekerja sama lintas program dan lintas sektor
Diantaranya menentukan prioritas masalah terutama di bidang gizi dan mencari akar penyebab masalah yang harus dipecahkan bersama.
“Saya melibatkan masyarakat, lintas program dan lintas sektor, kader posyandu, kader KPM, kader BKB dan perangkat desa dalam penanganan stunting,” jelasnya.
Rosita menuturkan, ketertarikannya terhadap makanan mulai terlihat saat duduk di Madrasah Aliyah Negeri 1 Nagara Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan menjadi inspirasinya untuk melanjutkan pendidikan ke S1 gizi.
Sebagai anak bungsu dan satu-satunya perempuan dari tujuh bersaudara, keinginannya adalah mendapatkan dukungan orang tua.
“Ibu dan bapak pedagang, tapi mereka mendukung saya belajar gizi,” ujarnya.
Lulus SMA Ilmu Kesehatan Husada Borneo Banjarbaru tahun 2012, Rosita mendapatkan beasiswa karena meraih IPK tertinggi di jurusan gizi.
“Saya mengabdi sebagai dosen selama 7 tahun di Stikes Husada Borneo Banjarbaru karena saya mendapat IPK tertinggi di jurusan gizi,” ujarnya.
Namun, obsesinya untuk bisa terjun langsung ke masyarakat sebagai ahli gizi dan bekerja di luar kampus menjadi alasannya mengikuti seleksi PTT oleh Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel tahun 2019.
Akhirnya lulus seleksi sebagai PTT dengan penempatan di Puskesmas Pugaan yang berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Selain tugas rutinnya sebagai ahli gizi di Puskesmas Pugaan Rosita, beliau juga aktif sebagai anggota Persagi Kecamatan Tabalong dan PKK Kecamatan Pugaan Pokja III.