Rusia menyerang fasilitas ekspor pangan Ukraina selama empat hari berturut-turut pada Jumat (21/7). Selain itu, Moskow juga mencoba merebut kapal di Laut Hitam sebagai tindakan lebih lanjut dari apa yang pemimpin Barat anggap sebagai upaya untuk menghindari sanksi dengan mengancam krisis pangan global.
Serangan terhadap pasokan biji-bijian Ukraina, yang merupakan bagian penting dari rantai makanan global, dilakukan sejalan dengan keinginan Kyiv untuk melawan blokade laut Rusia terhadap pelabuhan ekspornya. Tindakan ini diambil setelah Moskow mengundurkan diri dari perjanjian koridor laut yang diammediasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
PBB telah memperingatkan bahwa jutaan orang di negara-negara miskin di seluruh dunia menghadapi risiko kelaparan yang lebih tinggi dan peningkatan harga pangan. Kepala Bantuan PBB, Martin Griffiths, mengatakan bahwa beberapa orang akan kelaparan dan beberapa bahkan mungkin akan mati akibat keputusan ini.
Di Ukraina, terminal biji-bijian dari sebuah perusahaan pertanian di wilayah Odesa diserang secara udara. Serangan ini mengakibatkan 100 ton kacang polong dan 20 ton jelai hancur. Foto-foto yang dirilis oleh Kementerian Darurat menunjukkan api berkobar di antara bangunan logam yang tampak seperti gudang. Dalam serangan udara Rusia di tempat lain di Ukraina, tujuh orang dilaporkan tewas dan dua orang terluka, menurut gubernur setempat, Oleh Kiper.
Moskow menjelaskan bahwa serangan ini sebagai balasan atas serangan Ukraina terhadap jembatan buatan Rusia menuju Krimea, semenanjung Laut Hitam Ukraina yang direbut oleh Moskow pada tahun 2014. Moskow menuduh Ukraina menggunakan koridor laut untuk meluncurkan serangan teroris.
Rusia mengatakan bahwa armada Laut Hitamnya telah berlatih menembakkan roket ke “target mengambang” dan akan menganggap semua kapal yang menuju perairan Ukraina berpotensi membawa senjata. Kyiv juga memberikan peringatan serupa tentang kapal yang menuju Rusia.
Serangan terhadap infrastruktur ekspor biji-bijian dan kekhawatiran tentang pengiriman telah mendorong harga patokan gandum di bursa berjangka Chicago menuju kenaikan mingguan terbesar sejak invasi Februari 2022.
PBB menyatakan bahwa perjanjian koridor laut tersebut telah membantu kaum paling miskin dengan menurunkan harga pangan secara global lebih dari 23 persen sejak Maret tahun lalu.
Moskow mengklaim bahwa tidak banyak biji-bijian Ukraina yang dialokasikan untuk negara-negara miskin dan bahwa Kyiv telah melakukan negosiasi langsung dengan negara-negara yang membutuhkan. Rusia juga menyatakan bahwa tidak akan ada kesepakatan tanpa persyaratan yang lebih baik untuk penjualan pangan dan pupuk mereka sendiri.
Para pemimpin Barat menuduh Moskow berusaha untuk melonggarkan sanksi yang diberlakukan akibat invasi Ukraina, di mana ekspor makanan Rusia dibatasi. Biji-bijian Rusia telah mengalir secara bebas melalui Laut Hitam menuju pasar selama konflik berlangsung.