SAMARINDA–Tahapan keberangkatan calon jamaah haji (calhaj) untuk tahun 1444H/2023 masih berproses. Saat ini para calhaj tengah manjalani pendaftaran biometrik melalui aplikasi Saudi Visa Bio, sambil menanti keputusan nilai biaya haji dari pemerintah pusat yang harus dilunasi.
Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Samarinda H Baequni melalui Kepala Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah Ridla mengatakan, mengenai kuota jamaah, secara nasional sudah diatur dalam Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 189/2023 tentang Kuota Haji Indonesia 1444H/2023M, terbit 13 Februari lalu. Pada ketentuan itu, Kaltim diberi kuota sekitar 2.586 orang, terbagi 2.424 orang jamaah biasa, 129 orang jamaah prioritas lanjut usai (lansia), 9 orang kelompok bimbingan ibadah haji dan umrah (KBIHU), dan 24 orang petugas haji daerah (PHD). “Khusus Samarinda jamaah sebanyak 550 orang, 23 orang dari kuota lansia, tiga orang PHD, dengan total 576 jamaah. Selain itu terdapat satu orang ketua kloter, satu orang pembimbing ibadah dan dua orang tenaga kesehatan haji Indonesia (TKHI),” jelasnya, Minggu (26/3).
Ridla menuturkan, yang berbeda tahun ini, adanya penambahan kuota bagi lansia. Hal itu karena 2022 berlaku pembatasan usia, yakni maksimal 65 tahun. Maka, pada kuota lansia tahun ini khusus Samarinda sebanyak 23 orang, jamaah tertua berusai 94 tahun. “Kami mengurutkan jamaah yang lunas bayar dari 2022 ke bawah. Itu juga berlaku untuk kouta biasa. Rentan waktunya dari 2022 sampai 2011,” ucapnya.
Saat ini nama-nama calon jamaah sudah diterbitkan Kementerian Agama (Kemenag) Kamis (23/3) lalu. Kepada mereka akan diberitahukan untuk bersiap melakukan pelunasan sambil melengkapi beberapa persyaratan, salah satunya mengisi data biometrik pada aplikasi Saudi Visa Bio. “Kami mengalami kendala, karena tidak semua jamaah bisa menggunakan smartphone. Maka kami mengusulkan ke pemkot untuk bantuan smartphone guna membantu percepatan pendaftaran di kantor kami. Semoga bisa disetujui,” terangnya.
Dia menambahkan, saat ini para calhaj tengah menunggu kepastian biaya haji yang biasanya dituangkan dalam keputusan presiden (kepres). Memang telah beredar estimasi sementara, sekitar Rp 49,8 juta, namun nilai tersebut belum pasti. “Setelah Kepres terbit,” tegasnya.
Dirinya berharap tahapan-tahapan bisa dilalui dengan lancar, secara prinsip panitia haji Samarinda sudah siap menjalani semua proses. Termasuk menyiapkan kuota cadangan jamaah haji, sekitar 20 persen dari kuota saat ini, mengantisipasi jamaah yang telah mendapat nomor porsi berhalangan, seperti sakit, meninggal, atau tidak mampu melunasi biaya. “Jamaah cadangan kami minta menandatangani surat pernyataan. Ketika sewaktu-waktu diminta berangkat, agar siap melakukan pelunasan. Namun, ketika calon jamaah pada porsi yang ditentulkan seluruhnya bisa berangkat, mereka bersedia ditunda tahun depan,” tutupnya. (dra)
DENNY SAPUTRA
@dennysaputra46