Sampah sungai masih menjadi pekerjaan rumah (PR) yang besar. Kebiasaan masyarakat membuang sampah ke sungai dituding sebagai penyebab utamanya. Kota Banjarmasin yang memiliki banyak sungai merupakan salah satu daerah yang paling banyak menyumbang limbah sungai. Maka tidak salah jika Kota Seribu Sungai ini menjadi tuan rumah Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2023. Sungai Martapura di Muara Teluk Kelayan, Banjarmasin Selatan menjadi lokasi puncak peringatan yang jatuh.
Acaranya bersih-bersih sungai. Puluhan karung besar berisi sampah sungai berhasil dikumpulkan. “Masalah sampah muncul di hampir semua sungai di Kalsel, termasuk di Banjarmasin yang memiliki banyak sungai,” ujar Sekretaris Daparov Kalsel, Roy Rizali Anwar.
Menurutnya, masalah ini harus segera dicarikan solusinya. Oleh pemerintah dan penggiat isu lingkungan. Roy meminta agar sungai bebas sampah menjadi tujuan bersama. Caranya, dimulai dengan tidak membuang sampah ke sungai dengan alasan apapun.
Acaranya bersih-bersih sungai. Puluhan karung besar berisi sampah sungai berhasil dikumpulkan. “Masalah sampah muncul di hampir semua sungai di Kalsel, termasuk di Banjarmasin yang memiliki banyak sungai,” ujar Sekretaris Daparov Kalsel, Roy Rizali Anwar.
Menurutnya, masalah ini harus segera dicarikan solusinya. Oleh pemerintah dan penggiat isu lingkungan. Roy meminta agar sungai bebas sampah menjadi tujuan bersama. Caranya, dimulai dengan tidak membuang sampah ke sungai dengan alasan apapun.
Bagaimana tidak, sungai yang kotor akan menjadi citra buruk bagi daerah tersebut. Apalagi, ada beberapa titik sungai yang menjadi destinasi wisata. Dan hal ini semakin relevan di tengah ancaman banjir yang semakin sering terjadi. Karena sungai merupakan drainase alami. Roy juga tak ingin masalah sampah memicu bencana seperti longsornya sampah di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Leuwigajah Cimahi, Jawa Barat, yang menelan korban jiwa.
“Kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua orang untuk lebih peduli terhadap sampah,” pungkasnya. Lalu bagaimana solusi dari pemerintah? Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kalsel Hanifah Dwi Nirwana menjawab, untuk meminimalisir sampah sungai, tahun ini ditargetkan akan dibentuk 20 bank sampah di sepanjang Kali Martapura.
Saat ini, ada 12 bank sampah yang beroperasi. “Dengan adanya bank sampah, warga akan mendapatkan pemahaman bahwa sampah dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomi,” jelasnya. Diakuinya, limbah sungai masih menjadi momok. Kesadaran masyarakat untuk mengubah pola pikir agar tidak membuang sampah ke sungai masih menjadi tantangan.
“Diperlukan kesadaran yang tinggi. Kita tidak hanya gencar membersihkan, kita juga melakukan edukasi secara masif. Termasuk program bank sampah,” pungkas Hanifah. (mof/gr/fud)