BALIKPAPAN – Layanan fast track untuk jamaah haji Indonesia bakal ditambah. Selama ini, layanan tersebut hanya ada di Bandara Soekarno-Hatta. Hal tersebut diungkapkan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas setelah tiba di Indonesia setelah melakukan kunjungan kerja ke Arab Saudi. “Saat ini, kebijakan Saudi bahwa satu negara hanya ada satu fast track. Kita akan coba mencari jalan lain, setidak-tidaknya selain di Jakarta, bisa juga di Solo,” sambung Gus Men, panggilan akrabnya.
Menag juga membahas penambahan kuota jamaah haji untuk Indonesia. Hal itu masih dibahas oleh Menteri Urusan Haji dan Umrah. Bila ada kuota yang tidak terpakai, akan diprioritaskan untuk jamaah haji Indonesia. “Dan ini angin segar,” sebutnya. Oleh-oleh lainnya terkait penambahan kuota petugas. Menag menegaskan bahwa Saudi telah menyetujui usul Indonesia untuk menambah kuota petugas.
“Ini kita ajukan untuk kepentingan melayani jamaah lansia. Sudah kita sampaikan bahwa haji kali ini adalah haji ramah lansia sehingga perlu ada petugas khusus,” terangnya. “Nanti akan ada tahapan seleksi dan pelatihan khusus bagi para petugas dalam penanganan lansia. Mekanisme dan regulasinya akan diatur Ditjen PHU,” sambungnya. Hal signifikan lain yang dibahas di Saudi terkait penambahan layanan sanitasi atau toilet. Selama ini, layanan toilet sangat terbatas, sehingga jamaah sering antre.
“Alhamdulillah sudah ada penambahan toilet baru yang dibangun. Ini sangat membantu memotong lamanya antrean terutama untuk jemaah perempuan dan lansia,” ungkapnya. Untuk diketahui, tahun ini Kaltim kebagian kuota haji reguler 2.586 orang. Namun, yang menjadi catatan, dari angka itu, lebih 60 persen calon jamaah haji Kaltim berstatus berisiko tinggi atau risti.
Kepada Kaltim Post, Kepala Kantor Wilayah Kemenag Kaltim Abdul Khaliq menuturkan, banyaknya calon jamaah haji berisiko tinggi karena kebijakan pemerintah sebelumnya. Yakni meniadakan ibadah haji selama pandemi Covid-19 pada 2020 dan 2021. Banyaknya calon jamaah haji lanjut usia yang akan diberangkatkan pertengahan tahun ini, membuat pemerintah memberikan perhatian khusus.
Karena itulah, penyelenggaraan haji dan umrah 2023 mengusung tema “Haji Berkeadilan dan Ramah Lansia”. “Calon jamaah haji yang tertunda kini sudah diperkenankan berangkat. Masa tunggu pun maju, pada 2021 yang diperkirakan mencapai 70 tahun jadi 30 tahun. Tapi memang tahun ini agak berat karena jumlah calon jamaah haji lansianya mencapai 60 persen,” sebutnya. (riz/k16)