Banjarbaru: Hampir 100 ribu hektare sawah di Provinsi Kalimantan Selatan tidak bisa ditanami padi akibat banjir dan cuaca buruk yang melanda daerah tersebut sejak beberapa musim tanam terakhir.
“Terjadi penurunan luas tanam padi di Kalsel akibat banjir sekitar 30% atau sekitar 100.000 hektar dari musim tanam normal seluas 300.000 hektar,” ujar Sekretaris Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Kalsel ini. , Imam Subarkah, Minggu, 11 Desember 2022.
Berkurangnya luas tanam mengakibatkan penurunan produksi beras Kalimantan Selatan yang cukup signifikan. Tercatat dari lahan tipe pasang surut seluas 182,9 ribu hektare, 16 ribu hektare tidak bisa ditanami.
Dari 128.000 hektar lahan rawa lebak, 39.000 hektar lagi tidak ditanami. Sementara itu, 2.400 hektar dari 43.000 hektar lahan irigasi tidak ditanami dan lahan tadah hujan seluas 155,9 ribu hektar, sedikitnya 27.000 hektar tidak dapat ditanami.
Apa pendapat Anda tentang artikel ini?
“Banjir tidak hanya membuat sawah petani tidak bisa ditanami, tapi juga merusak infrastruktur lahan seperti saluran irigasi dan jalan tani,” tambah Imam.
Selain itu, sejumlah program pembangunan pertanian seperti optimalisasi lahan rawa juga terhenti akibat banjir di lahan rawa. Produksi beras di Kalsel pada tahun 2022 diperkirakan mencapai 873.130 ton gabah kering giling (GKG) atau setara dengan 573.559 ton beras.
Dengan kebutuhan konsumsi masyarakat sebesar 511.386 ton, produksi beras Kalsel hanya mengalami surplus sebesar 62.173 ton. Meski surplus, produksi beras Kalsel mengalami penurunan signifikan dari tahun sebelumnya yang tercatat 1,1 juta ton.
“Dimana Kalsel surplus hingga 500.000 ton dan merupakan salah satu provinsi penyangga pangan nasional dengan produksi utama beras siam lokal,” kata Imam.
Saat ini, beberapa kawasan lebak dan rawa pasang surut seperti di Kabupaten Hulu Sungai Utara, Hulu Sungai Selatan, dan Barito Kuala masih terendam banjir.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan ikuti akun google news medcom.id
(NUR)