“Dari 170 calon haji yang akan berangkat tahun ini (2023) ada 19 orang yang tidak bisa berangkat karena tidak lolos validasi,” ujar Kasi Haji dan Umrah Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Madiun Khoirul Kamami, Jumat.
Menurut dia, dari 19 calon haji tak lolos validasi itu seorang di antaranya berusia prioritas, yakni 85 tahun.
Sedangkan, 18 orang calon haji lainnya, sesuai hasil “validasi by name by addres”, ada yang telah meninggal dunia, batal karena sakit, hilang jejak atau tidak bisa ditemukan alamat dan identitasnya, serta menunda keberangkatan.
“Untuk calon haji yang menunda dan tidak bisa ditemukan identitasnya, otomatis akan dikembalikan ke daftar tunggu tahun berikutnya,” kata dia.
Kamami menjelaskan rata-rata calon haji yang akan berangkat tahun ini merupakan pendaftar tahun 2011 hingga 2012. Mengingat masa tunggu yang cukup lama, keberangkatan setiap tahun ada skala prioritas.
“Maka dari itu usia tua menjadi prioritas untuk diberangkatkan lebih dulu. Namun, kadang yang lanjut usia dan sakit, memilih melakukan pembatalan,” katanya.
Diketahui, pada penyelenggaraan ibadah haji tahun 1444 H/2023 M, pemerintah Arab Saudi membuka keran 100 persen. Artinya tidak ada pembatasan kuota seperti dua tahun selama masa pandemi lalu, sebagai upaya mencegah penularan COVID-19.
“Saya harap pelaksanaan ibadah haji dengan kuota penuh kali ini berjalan lancar. Terkait kenaikan BPIH, semoga tidak mengganggu persiapan keberangkatan para calon haji,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2023