Kebakaran akhir-akhir ini sangat sering terjadi dan menimbulkan kegaduhan di kalangan warga Kota Banjarmasin, apalagi belakangan ini dua orang dilaporkan tewas dalam musibah tersebut.
Pada September 2023, tercatat 13 kebakaran terjadi di Kota Banjarmasin.
Diantaranya, pada Jumat (22/9/2023) dini hari terjadi kebakaran di belakang Masjid Jami Banjarmasin, Desa Surgi Mufti, Kecamatan Banjarmasin Utara dan menghanguskan kurang lebih 25 rumah yang dihuni 73 jiwa.
Kemudian kebakaran kembali terjadi, pada Minggu (24/9/2023) sekitar pukul 05.46 WITA, di kawasan Belitung Darat, Desa Belitung Utara, Kecamatan Banjarmasin Barat, yang menghanguskan empat rumah warga dan memakan dua korban jiwa.
Baru-baru ini bencana tersebut kembali terjadi di kawasan padat penduduk Jalan Sutoyo S, Komplek Esterang, Desa Teluk Dalam, Kecamatan Banjarmasin Tengah.
Api menghancurkan dua bangunan dan memisahkan dua pintu. Hal ini pun mengakibatkan dua penghuninya mengalami luka bakar sehingga harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit.
Terkait dengan seringnya terjadinya kebakaran, Danton dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Banjarmasin Adi Chandra mengaku pihaknya telah mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap bencana tersebut.
“Imbauan tersebut sudah kami laksanakan melalui sosialisasi ke kecamatan, puskesmas, masyarakat dan sekolah,” ujarnya, Selasa (26/9/2023) kepadaklikkalsel.com
Bahkan sosialisasi juga dilakukan secara mulut ke mulut dari masyarakat maupun kepada Swasta Relawan Pemadam Kebakaran (BPK) mengenai bahaya dan cara penanggulangannya jika terjadi kebakaran.
Bentuk sosialisasi yang disampaikan sekitar tiga menit pertama saat terjadinya kebakaran.
“Dalam tiga menit itu, sebuah bangunan bisa hancur jika tidak diantisipasi. Apalagi jika bangunannya terbuat dari kayu, api akan cepat menyebar. Belum lagi permasalahan minimnya sumber air di lapangan,” jelasnya. . .
Untuk mengatasi kebakaran agar cepat padam dan tidak membesar, pihak merekomendasikan agar setiap RT di kawasan pemukiman padat penduduk Kota Banjarmasin kedepannya bisa memiliki Apar (Alat Pemadam Api Ringan).
“Sebagai langkah awal upaya pemadaman, jika tidak mempunyai alat pemadam kebakaran bisa menggunakan handuk basah,” imbuhnya.
Sementara penyebab kebakaran yang sering terjadi akhir-akhir ini, kata Danton BPKP Kota Banjarmasin, sebagian besar disebabkan oleh korsleting listrik pada kabel listrik yang tidak standar atau SNI.
“Di rumah-rumah penduduk juga banyak ditemukan colokan listrik sehingga bisa mengakibatkan korsleting,” jelasnya.
Tak hanya itu, kata Adi Chandra, kebakaran juga dipicu kelalaian penghuni rumah itu sendiri. Seperti lupa mematikan kompor setelah memasak dan meletakkan obat nyamuk di sekitar tempat yang mudah terbakar.
“Jika keluar rumah pastikan kabel dicabut dan kompor dimatikan,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia mengungkapkan kendala yang dihadapi DPKP Kota Banjarmasin saat ini dalam penanganan kebakaran adalah kebakaran yang terjadi terjadi di lokasi padat penduduk dan jalan atau gang yang sempit sehingga menyulitkan pihaknya untuk mencapai lokasi.
“Lorong sempit dan kondisi air sulit,” ujarnya.
Kemudian, sebagai kantor DPKP Kota Banjarmasin yang baru, saat ini masih mempunyai kendala anggaran dalam melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat.
“Kadang itu uang atau uang pribadi, untuk kita makan dan minum juga,” jelasnya.
Total data kebakaran DPKP Kota Banjarmasin yang terjadi di Kota Banjarmasin pada awal Januari hingga 26 September 2023 sebanyak 135 kali.
Dengan rincian 11 Januari, 10 Februari, 10 Maret, 9 April, 15 Mei, 10 Juni, 25 Juli, 32 Agustus, dan 13 September.
Bencana yang terjadi pada Januari hingga September 2023 ini mengakibatkan tiga orang meninggal dunia dan tiga orang lainnya mengalami luka bakar.
“Kebakaran terbanyak terjadi di Kabupaten Banjarmasin Tengah dengan total 34 titik,” tutupnya.