3.140 total penayangan (baca)
TEROPONGNEWS.COM, BANJARMASIN – Untuk memantau dan mengevaluasi Gerakan Satu Rumah Satu Rumah (G1R1J) Jumantik, Tim Kementerian bersama Dinas Kesehatan Kalimantan Selatan (Kalsel) mengunjungi SDN Belimbing 1.5 di Kabupaten Tabalong.
Direktorat SD Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Minhajul Ngabidi mengatakan, pada kesempatan ini pihaknya bersama Kementerian Kesehatan dan beberapa kementerian terkait meninjau pelaksanaan sekolah sehat.
“Yang pertama berkaitan dengan UKS, kemudian tentang sekolah sehat itu sendiri dan khususnya. Sehat itu sendiri terkait pemberantasan sarang nyamuk untuk mencegah demam berdarah,” kata Mihajul kepada wartawan, di Banjarmasin, Kamis (24/11/2022).
Selain itu, pihaknya sangat mengapresiasi SDN 1.5 Belimbing Kabupaten Tabalong yang telah melaksanakan dan berupaya mewujudkan sekolah sehat, sehingga diharapkan dapat menginspirasi sekolah lain dan daerah lain.
“Kami sangat mengapresiasi dan memang sedang melihat praktik pembinaan seperti apa yang dilakukan oleh anak-anak dalam rangka mewujudkan sekolah sehat, khususnya bagi para pembina muda yang bertugas,” ujarnya.
Dikatakannya, SDN 1.5 Belimbing merupakan sekolah yang telah mendapatkan penghargaan Adiwiyata tahun 2022, sekaligus meraih juara II lomba sekolah sehat tingkat Provinsi Kalsel dan juara 1 dokter muda tingkat Provinsi Kalsel.
“Untuk itu juga, kami ingin menguatkan mereka bagaimana bisa menjadi agen perubahan bagi sebayanya dan di rumah, sebagai agen bagi keluarga dan masyarakatnya, untuk mendorong pola hidup bersih dan sehat,” ujarnya.
Sementara itu, Kabid P2P Kesehatan Jiwa dan Nafsa Dinas Kesehatan Kabupaten Tabalong, Muhammad Aris mengatakan, kunjungan beberapa kementerian terkait G1R1J untuk menekan kasus DBD.
“Kami memberdayakan anak sekolah untuk membersihkan jentik, agar tidak ada jentik baik di sekolah maupun di rumah,” ujarnya.
Ditambahkannya, terkait kegiatan inovasi Dinas Kesehatan Tabalong salah satunya adalah ‘We Wipe Aja DBD’ yaitu sepuluh menit menangani jentik demam berdarah, dan diperluas dengan mengadakan kegiatan yaitu lomba kawasan bebas jentik.
“Kedepannya kompetisi kawasan bebas jentik ini akan dikembangkan ke seluruh wilayah di Tabalong, baik dari satu desa atau daerah dan hari ini sudah berjalan beberapa tahun sejak 2019 hingga sekarang. Tahun ini diperlombakan 49 wilayah yang terbagi menjadi dua. daerah, yaitu perkotaan dan perdesaan, dan sudah diputuskan pemenangnya,” ujarnya.
Dikatakannya, inovasi ini sangat efektif jika dilihat dari angka penderita DBD.
“Sebagai indikator utama kematian DBD, dalam empat tahun terakhir tidak ada kematian. Itu salah satu bukti bahwa kegiatan kami memberikan dampak positif bagi masyarakat dan akan dikembangkan lebih lanjut di tahun berikutnya untuk puskesmas daerah dan desa yang akan mengikuti lomba jentik area,” tutupnya.