PERNAH menang pada waktunya. Musik bamban yang lahir pada tahun 1930-an ini berasal dari Desa Bamban, Kecamatan Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) yang kembali dihidupkan.
MUSIK Bamban pernah menjadi primadona di jamannya, ketika para seniman musik ini tampil di berbagai acara seperti pernikahan, upacara pemerintahan, atraksi seni budaya hingga hajatan yang digelar dari desa ke desa di Kabupaten HSS, Kalimantan Selatan.
“Musik bamban tahun 1930-an benar-benar berawal dari Kampung (Desa) Bamban yang merintisnya, hingga akhirnya menyebar ke daerah lain di Kabupaten HSS hingga ke daerah-daerah tetangga,” tutur sosok artis HSS, Hairin Nazrin (70 tahun) kepada awak media. di Kandangan, Senin (19/12/2022).
BACA: 30 Tahun Menjaga Budaya dengan Membuat Alat Musik Tradisional
Hairin Nazrin mengatakan, pada intinya musik Bamban sangat mirip dengan kesenian khas Betawi orkestra Tanjidor. Sebab, alat musik tersebut biasanya diisi dengan terompet, klarinet dan berbagai jenis alat musik tiup yang dipadukan dengan alat musik perkusi lainnya.
“Biasanya ada lebih dari tiga orang yang meniup terompet atau memainkan terompet. Lagu-lagu yang dibawakan identik dengan nuansa daerah,” kata Hairin Hazrin.
BACA JUGA: Jadi Pembeda, Akacarita Hadirkan Musik Etnik Bareng Gamalan Banjar di Tahura Music Festival
Untuk menghidupkan kembali musik Bamban agar kembali ke tanah dan tenggelam dalam zaman, Sanggar Karumunting Kandangan kini menggarap seriup grup orkestra ini.
Terbukti, saat dibawakan pada acara Karasmin Banua yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten HSS bersama Kompas Budaya HSS di Lapangan Lambung Mangkurat, musik Bamban mendapat sambutan hangat dari para penikmat seni. Apalagi di grup orkestra musik Bamban ini, pemainnya mencapai belasan orang.
BACA JUGA: Grup Musik Panting Binaan Lapas Karang Intan Tampil Hibur Pengunjung Q Mall Banjarbaru
Ketua Sanggar Karamunting Kandangan Rahmat Saleh mengaku termotivasi untuk menghidupkan kembali genre musik Bamban. “Musik Bambang satu-satunya yang ada di Kalimantan Selatan, bahkan di seluruh Indonesia. Makanya penting bagi kami untuk mengembalikannya,” kata Rahmat Saleh.
Ia mengungkapkan, sebelum memperkenalkan kembali musik Bamban agar generasi mendatang bisa mengenal dan melestarikannya, terlebih dahulu digali beberapa masukan dari legenda hidup.
BACA JUGA: Sejuta Selera Musik Penting, Angkat Budaya Banjar Menjadi Penting
“Saat ini Pak Aini di Desa Bamban, Kecamatan Angkinang menjadi saksi sejarah dan musisi Bamban terus terlibat memberikan arahan untuk menghidupkan kembali kesenian tradisional yang mungkin sudah dilupakan banyak orang,” ujar Rahmat Saleh.(rekam jejak)