Bagi umat Islam, bersholawat kepada Rasulullah SAW merupakan amalan yang sangat dianjurkan. Bahkan, bersholawat menjadi salah satu bentuk keimanan dan kecintaan kepada beliau. Ada dua jenis sholawat yang sering diamalkan, yaitu sholawat mati dan sholawat hidup.
Shalawat mati adalah sholawat yang dibaca ketika seseorang meninggal dunia. Biasanya, sholawat ini dibaca oleh keluarga, kerabat, atau sahabat yang hadir pada saat pemakaman. Sementara itu, sholawat hidup adalah sholawat yang dibaca ketika seseorang masih hidup. Sholawat ini dapat dibaca kapan saja dan di mana saja, baik secara individu maupun berjamaah.
Shalawat Mati Dan Salawat Hidup
Kedua jenis sholawat ini memiliki keutamaan yang berbeda. Berikut adalah 6 poin penting tentang shalawat mati dan shalawat hidup:
- Shalawat mati: Menghilangkan siksa kubur
- Shalawat mati: Meringankan sakaratul maut
- Shalawat hidup: Mendapat syafaat Rasulullah SAW
- Shalawat hidup: Diangkat derajatnya
- Shalawat hidup: Dihapuskan dosanya
- Shalawat hidup: Mendapat keberkahan hidup
Dengan memperbanyak bersholawat, baik shalawat mati maupun shalawat hidup, diharapkan kita dapat memperoleh keberkahan dan syafaat Rasulullah SAW di dunia maupun di akhirat.
Shalawat mati: Menghilangkan siksa kubur
Shalawat mati dipercaya dapat menghilangkan siksa kubur bagi orang yang meninggal dunia. Hal ini berdasarkan pada beberapa hadits, di antaranya:
- Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang membaca shalawat kepadaku sekali saja, Allah akan menghilangkan seribu siksa darinya dan menuliskan seribu kebaikan untuknya.”
- Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang membaca shalawat kepadaku ketika aku telah wafat, maka aku akan memberikan syafaat kepadanya di hari kiamat.”
- Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang membaca shalawat kepadaku ketika aku telah dikuburkan, maka aku akan mendengarnya.”
- Dari Jabir bin ‘Abdullah radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang membaca shalawat kepadaku seratus kali pada hari Jumat, maka Allah akan membebaskannya dari siksa kubur.”
Dari hadits-hadits tersebut, dapat dipahami bahwa membaca shalawat kepada Rasulullah SAW, baik ketika beliau masih hidup maupun setelah beliau wafat, dapat memberikan manfaat yang besar, salah satunya adalah menghilangkan siksa kubur.
Shalawat mati: Meringankan sakaratul maut
Selain menghilangkan siksa kubur, shalawat mati juga dipercaya dapat meringankan sakaratul maut bagi orang yang meninggal dunia. Sakaratul maut adalah kondisi sakarat atau rasa sakit yang sangat hebat yang dirasakan oleh seseorang ketika ajal menjemput. Rasa sakit ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti terputusnya nafas, terganggunya aliran darah, dan pelepasan hormon-hormon stres.
Dengan membaca shalawat kepada Rasulullah SAW, diharapkan dapat memberikan ketenangan dan kekuatan bagi orang yang sedang mengalami sakaratul maut. Hal ini berdasarkan pada beberapa hadits, di antaranya:
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang membaca shalawat kepadaku ketika ia akan meninggal dunia, maka aku akan datang kepadanya dan aku akan meringankan sakaratul mautnya.”
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang membaca shalawat kepadaku seratus kali pada hari ia meninggal dunia, maka Allah akan memudahkan sakaratul mautnya dan melapangkan kuburnya.”
Dari Jabir bin ‘Abdullah radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang membaca shalawat kepadaku seribu kali pada hari ia meninggal dunia, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya dan memasukkannya ke dalam surga.”
Dari hadits-hadits tersebut, dapat dipahami bahwa membaca shalawat kepada Rasulullah SAW, terutama ketika seseorang sedang mengalami sakaratul maut, dapat memberikan manfaat yang besar, di antaranya meringankan rasa sakit dan memudahkan jalan menuju akhirat.