KEDIRI, PETISI.CO – Alim ulama dan umaro bersatu dalam doa dan mendengarkan tausiya nasional di kawasan tugu SLG Kabupaten Kediri, pada Jumat malam.
Menganyam keberagaman dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia dan memperingati hari jadi Kabupaten Kediri yang ke 1219, Pemerintah Daerah Kabupaten Kediri menggelar Majelis Sholawat dan Tausiyah Nasional di Monumen SLG, Jumat malam (12/5/2023) mulai sekitar pukul 19.00 WIB.
Acara tersebut juga dihadiri Bupati Kediri, tokoh agama, TNI, Polri, ASN Pemda, Forkopimda Kabupaten Kediri, agar ribuan masyarakat bersatu dalam satu kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kegiatan dilanjutkan dengan penampilan kelompok sholawat fenomenal asal kota Pekalongan batik “Az-Zahir” dibawah pimpinan Habib Ali Zaenal Abidin Assegaf.
Ribuan masyarakat dari Kabupaten Kediri memadati tugu dan sangat antusias mengikuti majelis yang penuh berkah ini.
Tak hanya itu, Habib Ali Zaenal Abidin Assegaf juga mengisi tausiya kecil, inti ceramahnya adalah bagaimana berbuat baik dan menjaga kerukunan antar umat.
“Kita sebagai manusia harus selalu berbuat baik kepada sesama, tidak hanya habluminallah tapi juga habluminanna. Apalagi di era dimana banyak pemodal yang ingin memecah belah umat sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa,” ujar Habib Ali.
Dalam kegiatan tersebut, sosok ulama kharismatik Rais ‘Aam Jam’iyyah ahli Thariqah al Mu’tabarah an Nahdliyyah (JATMAN) Maulana Habib Luthfi bin Yahya memberikan ceramah kebangsaan untuk memperkuat ukhuwah insaniyah dan ukhuwah ukhuniyawah dalam kwahh integritas.
“Cinta bangsa dan tanah air semakin menurun. Upacara nasional dan kirab bendera merah putih merupakan salah satu momen untuk dikenang dan dihayati sesuai dengan nilai-nilai perjuangan para founding fathers bangsa Indonesia,” kata Habib Luthfi.
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres RI) ini menyoroti dan mencontohkan budaya membangun rumah yang segala macam kebutuhannya ada.
“Budaya dibangun. rumah harus dijaga. Ada daun kelapa, tebu, beras, kelapa, pisang dan itu tidak cukup. Namun juga memasang Merah Putih dengan ingkung ayam juga diikuti dengan pembacaan sholawat. Merah Putih adalah budaya yang harus dijaga di hati kita. Jadi, kita sebagai pewaris bangsa harus menjaga persatuan dan kesatuan, jangan mudah terpecah menjadi musuh,” ujarnya.
Pada penutupan acara, Maulana Habib Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya berdoa kepada Allah agar bangsa Indonesia selalu mendapatkan keselamatan, keamanan, kekuatan persatuan dan kesatuan untuk membangun Indonesia menjadi lebih maju dan lebih besar di mata dunia.
Pada kesempatan lain, ketika ditanya oleh Muhammad (20), salah seorang santri yang hadir bersama seluruh temannya, beliau mengatakan sangat senang karena setelah sekian lama terhalang oleh pandemi, beliau bisa menghadiri majelis yang penuh berkah ini. . .
“Saya sangat senang pak. Seakan kangen doa bersama dan mendengarkan siraman rohani dari seorang guru bisa menenangkan hati. Apalagi bisa mempererat tali persaudaraan antar saudara muslim khususnya di Kabupaten Kedira,” pungkasnya. (bam)
mengunjungi : 29