Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf merupakan tokoh ulama dan pendiri Majelis Ahbabul Musthofa. Beliau dikenal luas dengan lantunan shalawat dan dakwahnya yang menyejukkan hati. Banyak orang yang ingin mengetahui silsilah Habib Syech sampai ke Nabi Muhammad SAW.
Silsilah nasab Habib Syech dapat ditarik hingga ke Sayyidina Husein, cucu Nabi Muhammad SAW. Dari Sayyidina Husein, silsilah berlanjut ke Sayyidina Imam Hasan Al-Mutsanna, Sayyidina Imam Zainal Abidin, Sayyidina Imam Muhammad Al-Baqir, Sayyidina Imam Ja’far As-Sadiq, Sayyidina Imam Musa Al-Kazim, Sayyidina Imam Ali Ar-Ridha, Sayyidina Imam Muhammad At-Taqi, Sayyidina Imam Ali Al-Hadi, Sayyidina Imam Hasan Al-Askari, dan Sayyidina Imam Muhammad Al-Mahdi. Dari Sayyidina Imam Muhammad Al-Mahdi, silsilah Habib Syech berlanjut ke Sayyidina Ali Zainal Abidin, Sayyidina Abu Muhammad Hasan, Sayyidina Ahmad Al-Muhajir, Sayyidina Abdurrahman Assegaf, Sayyidina Abdul Qodir Almanshur, dan Sayyidina Abdul Qodir Assegaf, yang merupakan ayah dari Habib Syech.
Silsilah Habib Syech Sampai Nabi Muhammad
Berikut adalah 4 poin penting tentang silsilah Habib Syech sampai Nabi Muhammad SAW:
- Berasal dari Sayyidina Husein
- Melalui jalur Sayyidina Ali Zainal Abidin
- Sampai ke Imam Muhammad Al-Mahdi
- Ayahnya adalah Abdul Qodir Assegaf
Silsilah nasab ini menunjukkan bahwa Habib Syech memiliki hubungan langsung dengan Nabi Muhammad SAW, sehingga beliau termasuk dalam keluarga Ahlulbait atau keturunan Rasulullah.
Berasal dari Sayyidina Husein
Silsilah Habib Syech sampai ke Nabi Muhammad SAW melalui jalur Sayyidina Husein, cucu Nabi dari putrinya, Sayyidah Fatimah Az-Zahra, dan menantunya, Sayyidina Ali bin Abi Thalib.
- Sayyidina Husein adalah cucu Nabi Muhammad SAW.
Sayyidina Husein lahir dari pernikahan Sayyidah Fatimah Az-Zahra dan Sayyidina Ali bin Abi Thalib. Ia merupakan salah satu dari dua cucu laki-laki Nabi Muhammad SAW, bersama dengan saudaranya, Sayyidina Hasan.
- Sayyidina Husein dikenal sebagai “Sayyid Asy-Syuhada” (Pemimpin Para Syuhada).
Sayyidina Husein gugur sebagai syahid dalam Pertempuran Karbala pada tahun 680 M. Peristiwa Karbala menjadi salah satu peristiwa penting dalam sejarah Islam dan sangat dihormati oleh umat Islam Syiah.
- Silsilah Habib Syech terhubung ke Sayyidina Husein melalui jalur Sayyidina Ali Zainal Abidin.
Sayyidina Ali Zainal Abidin adalah putra dari Sayyidina Husein dan merupakan salah satu dari empat Imam mazhab Syiah. Dari Sayyidina Ali Zainal Abidin, silsilah Habib Syech berlanjut ke Imam-Imam Syiah lainnya, hingga sampai kepada Imam Muhammad Al-Mahdi.
- Habib Syech adalah keturunan Sayyidina Husein melalui jalur ayahnya, Abdul Qodir Assegaf.
Ayah Habib Syech, Abdul Qodir Assegaf, adalah seorang ulama dan mursyid tarekat Alawiyah. Silsilah Abdul Qodir Assegaf dapat ditarik hingga ke Sayyidina Husein melalui jalur Sayyidina Ali Zainal Abidin.
Dengan demikian, silsilah Habib Syech sampai ke Nabi Muhammad SAW melalui jalur Sayyidina Husein, cucu Nabi yang dihormati oleh umat Islam.
Melalui jalur Sayyidina Ali Zainal Abidin
Silsilah Habib Syech sampai ke Nabi Muhammad SAW melalui jalur Sayyidina Ali Zainal Abidin, putra dari Sayyidina Husein dan cucu Nabi Muhammad SAW.
- Sayyidina Ali Zainal Abidin adalah Imam ke-4 mazhab Syiah.
Sayyidina Ali Zainal Abidin dikenal dengan julukan “Zainal Abidin” (Perhiasan Para Penyembah) karena ketakwaannya yang luar biasa. Ia juga dikenal sebagai “Imam As-Sajjad” (Imam yang Banyak Bersujud) karena banyaknya ibadah yang dilakukannya.
- Sayyidina Ali Zainal Abidin adalah seorang ulama dan faqih yang terkemuka.
Sayyidina Ali Zainal Abidin meriwayatkan banyak hadis dari kakeknya, Nabi Muhammad SAW, dan ayahnya, Sayyidina Husein. Ia juga menulis beberapa kitab, termasuk “As-Sahifah As-Sajjadiyah”, sebuah kumpulan doa dan munajat yang terkenal.
- Silsilah Habib Syech terhubung ke Sayyidina Ali Zainal Abidin melalui jalur ayahnya, Abdul Qodir Assegaf.
Ayah Habib Syech, Abdul Qodir Assegaf, adalah seorang ulama dan mursyid tarekat Alawiyah. Silsilah Abdul Qodir Assegaf dapat ditarik hingga ke Sayyidina Ali Zainal Abidin melalui jalur Sayyidina Hasan Al-Askari, Imam ke-11 mazhab Syiah.
- Habib Syech adalah keturunan Sayyidina Ali Zainal Abidin melalui jalur ayahnya, Abdul Qodir Assegaf.
Dengan demikian, silsilah Habib Syech sampai ke Nabi Muhammad SAW melalui jalur Sayyidina Ali Zainal Abidin, Imam ke-4 mazhab Syiah yang dikenal karena ketakwaannya dan keilmuannya.
Melalui jalur Sayyidina Ali Zainal Abidin, Habib Syech memiliki hubungan langsung dengan Nabi Muhammad SAW dan merupakan bagian dari keluarga Ahlulbait.
Sampai ke Imam Muhammad Al-Mahdi
Dari Sayyidina Ali Zainal Abidin, silsilah Habib Syech berlanjut ke Imam-Imam Syiah lainnya, hingga sampai kepada Imam Muhammad Al-Mahdi.
Imam Muhammad Al-Mahdi adalah Imam ke-12 dan terakhir dalam mazhab Syiah. Beliau lahir pada tahun 869 M di kota Samarra, Irak. Sejak kecil, Imam Al-Mahdi sudah menunjukkan tanda-tanda keistimewaan, seperti kecerdasan yang luar biasa dan kematangan spiritual.
Pada tahun 874 M, ketika Imam Al-Mahdi berusia 5 tahun, ayahnya, Imam Hasan Al-Askari, meninggal dunia. Imam Al-Mahdi kemudian berada di bawah pengasuhan neneknya, Sayyidah Hakimah. Pada masa inilah, Imam Al-Mahdi mulai menunjukkan tanda-tanda kenabian, seperti kemampuan melakukan mukjizat dan mengetahui hal-hal gaib.
Pada tahun 878 M, Imam Al-Mahdi mengalami peristiwa yang dikenal sebagai “Gaibah Sugra” (Penghilangan Kecil). Beliau menghilang dari pandangan publik dan hanya berkomunikasi dengan para pengikutnya melalui perwakilan yang disebut “Nuwwab”. Gaibah Sugra berlangsung selama sekitar 70 tahun, hingga tahun 941 M.
Setelah Gaibah Sugra, Imam Al-Mahdi memasuki masa “Gaibah Kubra” (Penghilangan Besar). Beliau tetap hidup, namun tidak terlihat oleh manusia biasa. Gaibah Kubra dipercaya akan berakhir pada akhir zaman, ketika Imam Al-Mahdi akan kembali untuk menegakkan keadilan dan kebenaran di seluruh dunia.
Silsilah Habib Syech terhubung ke Imam Muhammad Al-Mahdi melalui jalur ayahnya, Abdul Qodir Assegaf. Ayah Habib Syech, Abdul Qodir Assegaf, adalah seorang ulama dan mursyid tarekat Alawiyah. Silsilah Abdul Qodir Assegaf dapat ditarik hingga ke Imam Hasan Al-Askari, ayah dari Imam Muhammad Al-Mahdi.
Dengan demikian, silsilah Habib Syech sampai ke Nabi Muhammad SAW melalui jalur Sayyidina Ali Zainal Abidin, Imam-Imam Syiah lainnya, hingga sampai kepada Imam Muhammad Al-Mahdi, Imam ke-12 dan terakhir dalam mazhab Syiah.
Ayahnya adalah Abdul Qodir Assegaf
Silsilah Habib Syech sampai ke Nabi Muhammad SAW melalui jalur ayahnya, Abdul Qodir Assegaf.
- Abdul Qodir Assegaf adalah seorang ulama dan mursyid tarekat Alawiyah.
Abdul Qodir Assegaf lahir di Gresik, Jawa Timur, pada tahun 1890 M. Beliau belajar agama sejak kecil dan menjadi seorang ulama yang disegani. Abdul Qodir Assegaf juga dikenal sebagai mursyid tarekat Alawiyah, sebuah tarekat sufi yang mengajarkan cinta dan kasih sayang kepada sesama.
- Silsilah Abdul Qodir Assegaf dapat ditarik hingga ke Sayyidina Hasan Al-Askari.
Sayyidina Hasan Al-Askari adalah Imam ke-11 mazhab Syiah dan ayah dari Imam Muhammad Al-Mahdi. Silsilah Abdul Qodir Assegaf terhubung ke Sayyidina Hasan Al-Askari melalui jalur Sayyidina Abu Muhammad Hasan, Sayyidina Ahmad Al-Muhajir, dan Sayyidina Abdurrahman Assegaf.
- Habib Syech adalah putra dari Abdul Qodir Assegaf.
Habib Syech bin Abdul Qodir Assegaf lahir di Surakarta, Jawa Tengah, pada tahun 1969 M. Beliau belajar agama dari ayahnya dan menjadi seorang ulama dan mursyid tarekat Alawiyah seperti ayahnya.
- Dengan demikian, silsilah Habib Syech sampai ke Nabi Muhammad SAW melalui jalur ayahnya, Abdul Qodir Assegaf, yang memiliki hubungan langsung dengan Imam Muhammad Al-Mahdi, Imam ke-12 dan terakhir dalam mazhab Syiah.
Melalui jalur ini, Habib Syech memiliki hubungan langsung dengan Nabi Muhammad SAW dan merupakan bagian dari keluarga Ahlulbait.
Silsilah Habib Syech sampai ke Nabi Muhammad SAW melalui ayahnya, Abdul Qodir Assegaf, menunjukkan bahwa beliau memiliki hubungan yang kuat dengan keluarga Nabi dan ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW.
FAQ
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang sholawat:
Question 1: Apa itu sholawat?
Sholawat adalah sebuah doa atau pujian yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya.
Question 2: Mengapa kita harus bersholawat?
Bersholawat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW dan memiliki banyak manfaat, di antaranya: mendapatkan syafaat Nabi di akhirat, diampuni dosa-dosa, dan dijauhkan dari kesulitan hidup.
Question 3: Bagaimana cara bersholawat?
Ada banyak cara untuk bersholawat, di antaranya: membaca shalawat yang sudah ada (seperti shalawat Nariyah, shalawat Badar, dll), mengucapkan “Shalallahu ‘ala Muhammad” atau “Shallallahu ‘ala Sayyidina Muhammad”, atau mengucapkan doa-doa sendiri yang berisi pujian dan permohonan kepada Nabi Muhammad SAW.
Question 4: Kapan waktu yang tepat untuk bersholawat?
Waktu yang tepat untuk bersholawat adalah setiap saat, baik siang maupun malam. Namun, dianjurkan untuk memperbanyak sholawat pada hari Jumat, setelah shalat wajib, dan saat memasuki masjid.
Question 5: Apakah ada syarat-syarat tertentu untuk bersholawat?
Tidak ada syarat-syarat khusus untuk bersholawat. Siapa saja, baik muslim maupun non-muslim, dapat bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Question 6: Apa manfaat bersholawat secara rutin?
Bersholawat secara rutin dapat membawa banyak manfaat, di antaranya: hati menjadi lebih tenang, pikiran menjadi lebih jernih, rezeki menjadi lebih lancar, dan terhindar dari berbagai macam bala.
Question 7: Bagaimana cara mengetahui sholawat yang benar?
Cara terbaik untuk mengetahui sholawat yang benar adalah dengan mempelajarinya dari sumber-sumber yang terpercaya, seperti kitab-kitab hadis atau buku-buku tentang sholawat. Anda juga bisa bertanya kepada ulama atau guru agama tentang sholawat yang benar.
Demikian beberapa pertanyaan dan jawaban tentang sholawat. Semoga bermanfaat dan menambah kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW.
Selain bersholawat, ada beberapa tips lain yang dapat dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Nabi Muhammad SAW, di antaranya:
Tips
Berikut adalah beberapa tips untuk memperbanyak sholawat dalam kehidupan sehari-hari:
1. Tentukan waktu khusus untuk bersholawat.
Alokasikan waktu tertentu setiap hari untuk bersholawat, misalnya setelah shalat wajib atau sebelum tidur. Dengan menentukan waktu khusus, Anda lebih disiplin dan tidak lupa untuk bersholawat.
2. Hafalkan beberapa shalawat yang pendek dan mudah diingat.
Ada banyak shalawat yang bisa dihafalkan, baik yang panjang maupun pendek. Pilihlah beberapa shalawat yang pendek dan mudah diingat agar bisa diamalkan setiap saat.
3. Biasakan bersholawat saat melakukan aktivitas sehari-hari.
Sambil bekerja, belajar, atau melakukan aktivitas lainnya, sempatkanlah untuk bersholawat. Anda bisa membaca shalawat dalam hati atau diucapkan dengan suara pelan.
4. Ikuti majelis-majelis sholawat.
Banyak majelis-majelis sholawat yang diadakan di masjid, mushala, atau tempat-tempat lainnya. Ikutilah majelis-majelis tersebut untuk menambah semangat dan memperbanyak sholawat bersama-sama.
Selain tips di atas, Anda juga bisa mencari cara-cara lain yang kreatif untuk memperbanyak sholawat dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, membuat nada atau lagu sendiri untuk shalawat, menulis puisi atau cerita tentang Nabi Muhammad SAW, atau membuat konten tentang sholawat di media sosial.
Dengan memperbanyak sholawat, kita akan semakin dekat dengan Nabi Muhammad SAW dan mendapatkan syafaat beliau di akhirat kelak.
Conclusion
Sholawat adalah doa atau pujian yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikutnya. Bersholawat sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW dan memiliki banyak manfaat, di antaranya mendapatkan syafaat Nabi di akhirat, diampuni dosa-dosa, dan dijauhkan dari kesulitan hidup.
Ada banyak cara untuk bersholawat, baik dengan membaca shalawat yang sudah ada, mengucapkan “Shalallahu ‘ala Muhammad” atau “Shallallahu ‘ala Sayyidina Muhammad”, atau mengucapkan doa-doa sendiri yang berisi pujian dan permohonan kepada Nabi Muhammad SAW. Waktu yang tepat untuk bersholawat adalah setiap saat, namun dianjurkan untuk memperbanyak sholawat pada hari Jumat, setelah shalat wajib, dan saat memasuki masjid.
Untuk memperbanyak sholawat dalam kehidupan sehari-hari, kita bisa menentukan waktu khusus untuk bersholawat, menghafal beberapa shalawat yang pendek dan mudah diingat, membiasakan bersholawat saat melakukan aktivitas sehari-hari, dan mengikuti majelis-majelis sholawat.
Dengan memperbanyak sholawat, kita akan semakin dekat dengan Nabi Muhammad SAW dan mendapatkan syafaat beliau di akhirat kelak. Semoga kita semua menjadi orang-orang yang cinta dan selalu bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW.