REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Beribadah selama Ramadhan sembari melaksanakan umroh di Arab Saudi merupakan keinginan setiap Muslim karena memiliki keutamaan. Dalam salah satu hadits diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Rasulullah SAW bersabda, “Melakukan umroh di bulan puasa Ramadhan sama atau menyamai ibadah haji.”
Bagi Muslim yang memiliki rencana melaksanakan umrah Ramadhan, Sekretaris Jenderal Himpunan Penyelenggara Umrah dan Haji (HIMPUH) M Firman Taufik membagikan sejumlah tips yang harus diperhatikan dan dipersiapkan.
“Untuk perbekalan, umroh di bulan Ramadhan dan biasa itu berbeda. Istilahnya, meskipun nggak bawa uang, makanan itu ada terus,” katanya saat dihubungi Republika, Senin (27/2/2023).
Di bulan suci, ia menyebut setiap waktu berbuka puasa akan selalu ada saja orang atau fi sabilillah yang membagi-bagikan makanan. Tidak hanya itu, setiap kali jamaah umroh hendak pulang ke hotel setelah melakukan ibadah di masjid, akan ada orang yang membagikan bekal makanan berat ataupun cemilan dan buah-buahan.
Dari sisi mental, ia meminta setiap calon jamaah mempersiapkan diri sebaik mungkin. Mengingat Kerajaan Saudi tidak menetapkan batasan berapa jumlah yang diizinkan untuk melaksanakan umrah, maka kondisi ramai dan padat tidak bisa dihindari.
“Kondisi umroh Ramadhan lebih padat dari haji. Kalau haji kita ada kuota, tapi ini tidak ada. Jadi kepadatannya sungguh luar biasa,” lanjut dia.
Berkaitan dengan hal ini, jamaah diimbau untuk mengubah pola pikir dan membedakannya dengan pelaksanaan umroh biasa. Jika di hari-hari biasa masih ada pemikiran untuk liburan atau jalan-jalan, selama bulan suci ini semuanya fokus untuk ibadah.
Bagi jamaah yang ingin sholat Subuh di masjid misalnya, Firman menyarankan untuk berangkat sejak pukul 2 pagi. Jika terlalu mepet waktu shalat, bisa dipastikan tidak akan bisa masuk masjid dan sholat di dalamnya.
Ketersediaan air juga bisa menjadi masalah di bulan Ramadhan ini. Distribusi air di Saudi berbeda dengan Indonesia, yang mana masih memanfaatkan kiriman menggunakan truk tangki dalam hitungan berapa hari sekali. Dengan jumlah jamaah umrah yang begitu banyak dan stok air yang sedikit, kekurangan air ini menjadi hal lumrah.
“Dampaknya, karena kepadatan orang dan kemacetan ini, truk jadi tertunda kedatangannya. Ini kasus selalu saya dengar, termasuk untuk hotel bintang 5,” ujarnya.
Firman juga mengimbau agar jamaah memiliki pemahaman atas regulasi yang ditetapkan oleh Saudi. Visa untuk Ramadhan hanya dikeluarkan sampai tanggal 15 Ramadhan. Sehingga, jangan sampai mendaftar di atas tanggal itu karena akan dipastikan gagal berangkat.
Terakhir, jamaah umroh diminta untuk memastikan tanggal kepulangan dan penentuan Idul Fitri 1 Syawal. Hal ini berpengaruh pada kondisi di jalanan untuk menghindari kemacetan dan kemungkinan tertinggal pesawat.