Fenomena pendatang baru di kota Banjarmasin masih menjadi perbincangan hangat terkait banyaknya pendatang baru. Apalagi setelah Idul Fitri. Pembicaraan itu memunculkan prediksi bahwa Kalimantan Selatan memiliki daya tarik tersendiri, sehingga berbondong-bondong warga dari luar daerah. Tak terkecuali Banjarmasin. Salah satu yang paling menarik adalah banyaknya peluang kerja.
Hal itu diungkapkan pengamat sosial, Syamsul Bahri. Katanya asal mau kerja, apapun bisa menghasilkan uang. “Karena berkah Kalsel. Ini merupakan daya tarik yang luar biasa,” ujarnya dalam siaran langsung dialog interaktif yang diprakarsai Radio Republik Indonesia (RRI) Banjarmasin bertajuk Tren Meningkatnya Migran, Rabu (3/5). “Seperti gula, akan banyak semut yang datang,” imbuhnya.
Belakangan, pernyataan soal banyaknya lapangan pekerjaan itu dibanjiri komentar netizen. Tidak sedikit yang meragukannya.
Di akun Instagram, netizen cenderung mengartikan bahwa mendapatkan kesempatan kerja sama dengan mencari pekerjaan. Alhasil, tak sedikit netizen yang berkomentar bahwa di Kalsel, khususnya di kota Banjarmasin, cukup sulit mendapatkan pekerjaan. Jika tanpa upaya orang dalam. Itu belum termasuk segudang persyaratan yang harus dipenuhi oleh para pencari kerja.
Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina tersenyum membenarkan hal tersebut. Menurutnya, masyarakat perlu menggarisbawahi pernyataan narasumber. Ia mengatakan interpretasi yang diberikan narasumber berupa banyaknya ‘kesempatan kerja’.
“Sebuah kota memiliki banyak kesempatan kerja. Tergantung aktif atau tidaknya saja,” ujarnya, (4/5).
“Misalnya, ada peluang kerja di sini. Tapi, orang kita (lokal, red) sendiri tidak mau. Di sisi lain, ada orang luar yang membutuhkan pekerjaan, jadi mereka melakukannya. Bisa jadi,” tegasnya.
Ibnu lalu menegaskan, jika pekerjaan yang dicari bersifat formal, maka tentu akan ada tes keterampilan tertentu. Itu adalah hal yang adil.
“Tapi kalau ternyata yang dimaksud pemerintah tidak berpihak pada warga (soal pekerjaan, Red), tidak ada,” katanya.
Menurut Ibnu, untuk mendapatkan kesempatan kerja, tinggal membicarakan kemauan saja. “Sekarang saya tanya. Jual pentolnya lumayan banyak rejekinya. Apakah orang kita (lokal, Red) mau jual pentol? Saya kira tidak semuanya,” pungkasnya.