REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) yakni Ketua Umum Kebersamaan Pengusaha Travel Haji dan Umrah (Bersathu), Wawan Suhada, mengatakan, keputusan Arab Saudi membebaskan jenis visa apa saja untuk melaksanakan umroh ini lebih ke arah untuk memacu datangnya pariwisata yang menjadi visi mereka di 2030.
“Kami rasa ini (kebijakan Arab Saudi) sesuatu yang normal dan biasa-biasa saja karena sebelum ini pun memang sudah antisipasi jika Arab Saudi akan membuka peran seluas-luasnya bagi pendatang untuk melaksanakan ibadah umroh,” kata Wawan kepada Republika, Kamis (2/3/2023).
Ia menyampaikan, setiap orang Islam dari seluruh negara, hampir 100 persen jika menuju Arab Saudi adalah melaksanakan ibadah umroh. Jadi baik menggunakan visa umroh, visa turis, visa diplomatik maupun visa lain, ujungnya adalah melaksanakan ibadah umroh.
Maka kebijakan Arab Saudi terhadap pemegang visa jenis apapun diizinkan untuk beribadah umroh, dianggap hal yang biasa saja. PPIU khususnya Bersathu sudah memahami dan mengantisipasinya.
“Adapun kekhawatiran jika visa apapun dapat digunakan untuk umroh bahwa ini akan mematikan bisnis ataupun segmentasi perusahaan perjalanan ibadah umroh atau PPIU, saya rasa itu masih terlalu dini dan prematur,” ujar Wawan.
Ia menegaskan, khususnya di Indonesia perjalanan ibadah umroh dilihat masyarakat sebagai bimbingan, bukan perjalanan biasa. Mungkin untuk beberapa orang seperti kelas menengah ke atas dapat mengajukan visa umroh melalui saluran-saluran lain. Bagi orang-orang yang dapat melaksanakan umroh melalui backpacker system, tidak ada masalah juga.
Ia menjelaskan, pada akhirnya masyarakat Indonesia tetap menganggap ibadah umroh membutuhkan bimbingan. Sebab beda kalau orang melaksanakan perjalanan ke Paris atau Amerika tanpa pemandu atau pembimbing sekalipun bisa dilakukan.
“Tapi bicara umroh ini lekat dengan bimbingan ibadah di situlah peran PPIU hadir untuk memberikan bimbingan dan ibadah dan sekaligus memberikan edukasi-edukasi tentang pelaksanaan ibadah umroh,” jelas Wawan.
Wawan mengatakan, PPIU ibarat digempur habis-habisan dari berbagai lini dan sektor sekalipun khususnya digempur oleh kebijakan Arab Saudi yang seolah-olah ingin membebaskan seluruh pendatang dengan cara apapun untuk masuk ke dalam negara mereka. Insya Allah, PPIU tetap tampil karena ada segmentasi yang tidak bisa digantikan yaitu bimbingan ibadahnya.
“Mungkin ini (kebijakan umroh bebas visa apapun) akan berpengaruh, saya yakin setiap kebijakan pasti memiliki dampak terhadap hal yang lainnya, saya rasa ini akan berpengaruh tetapi persentasenya masih cukup kecil dan belum ada studi yang memperkirakan berapa persentase dampak dari kebijakan (Arab Saudi) ini,” kata Wawan.