Oleh : Drs Akmal AP MSi
Serdang Bedagai, InfoPublik – Saat terjadi bencana alam, ada dua langkah yang harus dilakukan, “dalam jangka pendek berikan bantuan pangan kepada korban banjir untuk bertahan hidup karena tidak bisa bekerja mencari nafkah. Sedangkan dalam jangka panjang, normalisasi Sungai Rampah, pengangkatan sedimen dan pelebaran alur sungai yang menyempit, serta pembangunan dan peninggian bantaran atau tanggul di bantaran Sungai Rampah. Perlu juga dikaji pembangunan waduk atau resapan/waduk air hujan dan luapan air sungai untuk mengantisipasi bila terjadi curah hujan yang tinggi.
Memahami Penyebab Banjir
Bupati Serdang Bedagai (Sergai) H Darma Wijaya dan Wakil Bupati (Wabup) H Adlin Umar Yusri Tambunan merupakan tokoh yang akrab disapa “Dambaan”. Dalam menjalankan kepemimpinannya, keduanya sangat memahami bidang dan permasalahan yang dihadapi. Mereka adalah tokoh dambaan yang dekat dengan masyarakat dan selalu hadir di tengah-tengah masyarakat, terutama ketika masyarakat sedang mengalami kesulitan atau ditimpa musibah. Hadir bersama untuk mendengar dan merasakan denyut nadi warganya.
Momen ketika masyarakat dirundung masalah karena bencana yang terjadi, seperti banjir beberapa waktu lalu, akibat hujan deras terus menerus selama 4 (empat) hari. Curah hujan tinggi sehingga debit air sungai menjadi melimpah. Selain itu, adanya beberapa tanggul sungai yang jebol di beberapa kecamatan menambah parahnya banjir yang menimpa masyarakat. Demikian juga dengan kenaikan air laut yang disebut pasang surut rob perdani di kawasan pesisir di wilayah Kecamatan Tanjung Beringin. Kondisi ini mengakibatkan luapan air dari hulu sungai tertahan di hilir Sungai Rampah, yakni di Kecamatan Tanjung Beringin. Situasi ini juga memperparah banjir di Sei Rampah, Tanjung Beringin dan sekitarnya.
Bencana alam banjir tidak hanya menimpa Kabupaten Sergai, namun juga terjadi di kabupaten/kota lain di Sumatera Utara, bahkan secara nasional banjir sering terjadi di beberapa wilayah Indonesia. Cuaca ekstrim sangat buruk dan mengkhawatirkan di penghujung tahun tepatnya di bulan November dan Desember.
Lalu, apa yang dilakukan Bupati Sergai Darma Wijaya dan Wabup Adlin Tambunan untuk mengatasi atau mencari solusi atas banjir yang sering terjadi di Kecamatan Sei Rampah dan Tanjung Beringin?
Solusi Jangka Panjang
Inisiatif muncul dari pasangan Dambaan yang memberikan solusi dan inovasi dalam mengatasi permasalahan banjir. Dengan menggandeng seluruh pemangku kepentingan, dalam hal ini perusahaan di Kabupaten Sergai berpartisipasi melalui dana CSR untuk normalisasi Sungai Rampah dengan membentuk Forum Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (FTJSLP). Forum inilah yang bergerak mengumpulkan dana CSR perusahaan dan menggunakannya untuk menormalisasi sungai dari titik nol hilirnya di Kabupaten Tanjung Beringin hingga hulu Sungai Rampah yang diperkirakan berjarak 15 km.
Sungai Rampah mengalami pendangkalan akibat tingginya sedimentasi dan penyempitan alur sungai di hilir. Selain itu, tanggul sungai juga rendah atau bahkan tidak ada sama sekali. Normalisasi dimaksudkan untuk mengangkat sedimen dan meluruskan alur sungai agar tidak mempersempit alur, serta meninggikan tanggul sungai. Pasalnya, Sungai Rampah berada di bawah kewenangan pusat yakni Kementerian PUPR dalam hal ini Balai Wilayah Sungai Sumatera II (BWSS II). Sehingga akan sangat bermasalah dan menyalahi aturan jika dana APBD Sergai digunakan untuk normalisasi Sungai Rampah untuk mencegah banjir sebagai solusinya.
Dengan komunikasi yang baik, Bupati Sergai Darma Wijaya memiliki ide dan berinisiatif melakukan normalisasi Sungai Rampah melalui FTJSLP dengan konsep gotong royong dalam pembangunan. Sehingga berhasil dan menjadi rule model penyelesaian masalah atau solusi banjir di Sumut dengan konsep gotong royong yang melibatkan perusahaan.
Saat ini normalisasi Sungai Rampah tahap pertama telah selesai dengan panjang normalisasi kurang lebih 7 km dari titik nol hilirnya yaitu di Kecamatan Tanjung Beringin hingga hulu sungai di Kecamatan Sei Rampah. Pekerjaan dilanjutkan dengan normalisasi sungai tahap kedua hingga 15 km di hulu Sungai Rampah. Artinya, masih ada 8 km lagi tahap kedua yang harus dinormalisasi.
Tentu ini semua merupakan upaya nyata yang dilakukan oleh Bupati Darma Wijaya dan Wakil Bupati Adlin Tambunan dalam mengatasi banjir di Kabupaten Sergai. Hasilnya telah dilihat dan dirasakan oleh masyarakat. Namun yang terjadi beberapa waktu lalu akibat curah hujan yang sangat tinggi selama 4 hari berturut-turut sehingga menjadi tidak normal, debit air sungai sangat besar dan melimpah. Selain itu, air pasangnya adalah air laut karena pasang rob perdani. Namun perlu kita sadari bahwa hujan adalah anugerah dan rahmat dari Allah SWT yang harus kita syukuri, dan berdoa semoga hujan membawa keberkahan bagi masyarakat.
Solusi Jangka Pendek
Ketika masyarakat dilanda bencana banjir, menyebabkan mereka tidak mampu mencari nafkah. Kemungkinan ketika terjadi bencana mereka bisa kekurangan makanan. Namun Pemkab Serdang Bedagai tetap hadir di tengah masyarakat dengan membagikan sembako.
Melalui Perangkat Daerah terkait, Pemkab Serdang Bedagai membangun posko dan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan pangan para pengungsi korban banjir. Bantuan yang disalurkan berupa beras, mi instan, telur, air bersih, roti, bahkan uang untuk membeli bumbu masak juga diberikan langsung dari Bupati. Jadi, bantuan sembako merupakan solusi jangka pendek untuk tanggap bencana seperti banjir. Sedangkan solusi jangka panjangnya adalah normalisasi Sungai Rampah yang saat ini sedang dikerjakan oleh FTJSLP.
Maka, sungguh luar biasa perhatian dan kiprah Bupati dan Wakil Bupati Sergai dalam mengatasi masalah banjir di Tanah Adat Bertuah ini, khususnya Kecamatan Sei Rampah dan Tanjung Beringin. Kebutuhan pangan pokok ini sangat diharapkan oleh masyarakat yang terkena bencana banjir untuk kelangsungan hidup mereka, karena untuk sementara mereka tidak dapat mencari nafkah karena dilanda banjir.
Solusi Alternatif
Mulailah kajian secara cermat dan mendalam, selain solusi jangka pendek tanggap bencana dengan memberikan bantuan sembako dan jangka panjang dengan normalisasi Sungai Rampah, kajian juga kemungkinan membangun waduk atau resapan air untuk menampung curah hujan tinggi dan luapan sungai. air saat hujan terjadi mengalir dari hulu ke hilir. Waduk buatan untuk daerah resapan air ini nantinya juga bisa berguna sebagai lokasi wisata karena berbentuk seperti danau buatan. Artinya, masalah dapat dijadikan sebagai peluang. Dengan terjadinya banjir tersebut Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dapat memanfaatkan peluang yang ada untuk membangun waduk menjadi daerah tangkapan air dan juga dijadikan sebagai tempat wisata danau buatan. Untuk itu diperlukan kajian yang mendalam termasuk lokasi yang representatif atau cocok untuk dijadikan waduk/danau buatan.
Penutupan
Ide dan inovasi pasangan Dambaan patut diapresiasi, selain jangka pendek berupa bantuan sembako, maka program normalisasi Sungai Rampah melalui FTJSLP dinilai luar biasa. Semangat terus Bupati Darma Wijaya dan Wakil Bupati Adlin Tambunan, mitra idaman Serdang Bedagai yang sedang maju; Mandiri, Sejahtera, dan Religius.
Penulis adalah Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Serdang Bedagai
Anda dapat menyiarkan ulang, menulis ulang, dan/atau menyalin konten ini dengan mengutip sumbernya InfoPublik.id