Sudah 15 tahun Sungai Ibung yang terletak di Koto, Desa Teluk Kabung Tengah, Kecamatan Bungus Teluk Kabung (Bungtekab) meluap. Saat hujan turun dalam waktu satu jam, banjir mulai menggenangi pemukiman warga yang berada di lokasi tersebut.
Luapan sungai menyebabkan sawah warga terendam dan gagal panen petani. Kondisi ini menjadi perhatian penting pemerintah daerah, sehingga Wakil Gubernur Sumbar Audy Joinaldy beserta jajarannya melakukan survei ke lokasi, Kamis (26/1).
Camat Bungtekab, Harnoldi, dalam survei itu menjelaskan, panjang Sungai Ibung sekitar 1,5 kilometer. Sungai yang sudah lama meluap akibat sedimentasi oleh tumpukan material yang berasal dari hulu sungai menjadi sumber utama banjir bandang di desa ini.
“Sudah 15 tahun ini masyarakat mengeluhkan banjir yang bersumber dari Sungai Ibung. Bahkan saat hujan sedikit pun air menggenang di jalan, tidak lebih dari satu jam air masuk ke rumah warga,” kata Harnoldi.
Ia mengatakan, sekitar 200 Kepala Keluarga (KK) tinggal di kawasan Sungai Ibung. Dan kurang lebih 200 hektar sawah produktif di sekitar sungai. Masyarakat memanfaatkan Sungai Ibung sebagai sumber air untuk persawahan.
Hanya saja, dalam beberapa tahun terakhir, luapan Sungai Ibung merendam hampir separuh sawah di lokasi itu. Bencana ini membuat petani gagal panen.
“Banyak petani gagal panen akibat luapan sungai. Padahal, material lumpur yang dibawa sungai menimbun beras warga, sehingga warga terpaksa membuang material lumpur tersebut sebelum dibudidayakan kembali,” katanya.
Harnoldi menyampaikan sejumlah upaya preventif telah dilakukan, antara lain pembuatan tanggul-tanggul kecil, karena intensitas air sungai yang tinggi membuat tanggul jebol.
“Upaya telah dilakukan untuk membuat tanggul kecil. Di luar kendali kami, sepertinya banjir dari atas membuat tanggul jebol,” ujarnya.
Ia berharap pemerintah melakukan normalisasi sungai dan membuat Cekdam, agar air dari Kali Ibung tidak meluap ke sawah dan pemukiman masyarakat.
“Harapan kami Pak Wagub, bisa ada pembangunan normalisasi sungai dan pembangunan bendungan sungai, kami kira ini bisa mencegah banjir di Desa Teluk Kabung Tengah,” imbuhnya.
Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Teluk Kabung Tengah, Riki Ardiansyah menambahkan, pada 19-21 Oktober 2022 dilakukan pengerukan material Sungai Ibung yang berada di dekat jembatan Mushala Tarbiyatul Ihsan Koto, hingga sungai Parak. yang letaknya bersebelahan dengan Kali Ibung yang juga menjadi faktor utama terjadinya banjir di daerah tersebut.
“Kami bersama kades dan RW serta RT telah mengeruk material dengan mesin ekskavator yang dipinjamkan oleh vendor swasta yang beroperasi di desa ini. Hanya saja waktu itu jatah hari yang diberikan oleh vendor adalah tiga hari, jadi tidak semua wilayah Sungai Ibung dan Sungai Parak bisa dikeruk,” ujarnya.
Riki menjelaskan, setelah pengerukan material, hanya seminggu setelah itu wilayah sungai diguyur hujan deras sehingga material kerikil kembali membuat air Sungai Ibung dan Sungai Parak menjadi dangkal.
“Satu minggu setelah pengerukan, sungai menjadi dangkal lagi, meski tidak ada banjir. Kondisi sungai sudah kembali normal, terjadi sedimentasi lagi,” ujarnya, memberi harapan besar kepada pemerintah untuk menormalisasi sungai.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Balai Wilayah Sungai Sumatera V Padang, Muchammad Dian Almaruf menjelaskan, pihaknya siap mendukung pembangunan tersebut. Sehingga membutuhkan administrasi yang lengkap agar pembangunan bisa segera dilakukan.
“Wilayah sungai ini masuk dalam wilayah hukum provinsi, jadi pada prinsipnya kita tidak bisa tanpa penanggulangan bencana yang akan segera ditangani atau darurat. Nanti, setelah proses administrasi selesai, kita akan segera menurunkan tim, kira-kira dengan anggaran yang tersedia. kurang lebih satu kilo bisa kami tangani dengan lebar lima meter dan kedalaman satu meter. Kami tangani dari muara, kenapa dari muara kalau dari hulu masih akan tersangkut di air. Bersama-sama kita akan berusaha mendukung pembangunan ini, dan sebelumnya ada dari provinsi yang akan membantu membangun sisa pembangunannya,” jelasnya.
Ia menjelaskan, agar tidak menimbulkan banjir atau luapan air sungai, salah satunya selain normalisasi sungai, juga membangun checkdam. Ia berharap anggaran CSR dari Petamina juga bisa membantu dalam penanganan pembangunan sungai tersebut.
“Kalau bisa, checkdam ini akan dibangun agar mampu menampung sedimen yang berasal dari hulu sungai. Setelah itu, masyarakat merawatnya dengan memanfaatkan waduk sedimentasi untuk kebutuhan pembangunan. Yang jelas pemantauan dan pembersihan sungai selalu dilakukan agar sedimen tidak menumpuk lagi,” ujarnya.
Wakil Gubernur Provinsi Sumbar Audy Joinaldy mengimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah di sungai, tujuannya untuk mencegah banjir.
“Saya sudah berkoordinasi dengan jajaran terkait normalisasi sungai ini, hanya saja penting juga diketahui masyarakat untuk tidak membuang sampah di wilayah sungai, apapun alasannya nanti sampah akan sampai ke laut dari laut yang dimuntahkan. ke darat,” ujarnya.
Selain itu, ia juga menyarankan agar camat dan lurah meminta CSR Pertamina terkait pembangunan normalisasi sungai ini. “Nanti camat dan lurah juga bisa minta ke Pertamina untuk CSR, nanti hasilnya lapor ke saya,” imbuhnya.
Ia menyampaikan, Sungai Ibung nantinya bisa digunakan untuk river tracking yang akan menjadi wisata di desa ini. “Ini bisa jadi wisata river tracking, ikuti terus sampai ke air terjun. Pertama buat Kelompok Sadar Wisata berbasis Nagari, lalu laporkan ke saya, nanti semua laporan satu pintu dengan kepala desa,” ujarnya. (eri)