BANJARMASINPOST.CO.ID, TANJUNG – Terobosan lain yang digagas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabalong, sebagai bukti keseriusan mereka dalam upaya pengendalian inflasi.
Meski pada periode Juli inflasi Tabalong berhasil menjadi yang terendah kedua secara nasional, upaya pengendaliannya terus dilakukan secara serius.
Kali ini, melalui Dinas Koperasi UKM Industri Perdagangan (Diskopukmperindag) Kabupaten Tabalong meluncurkan inovasi baru bernama Julak Wasi.
Julak Wasi adalah akronim dari Ojek Jual Sayur, Ikan, dan Sembako Untuk Mengendalikan Inflasi dengan tagline yang mengumandangkan Nyaman Pembeli, Aman Inflasi.
Dalam pelaksanaannya, Julak Wasi melibatkan warga Tabalong yang selama ini berjualan sayur dan ikan berkeliling menggunakan sepeda motor.
Saat program ini diresmikan oleh Bupati Tabalong H Anang Syakhfiani, Senin (21/11/2022), di Pendopo Bersinar sudah ada 70 pedagang ikan dan sayur keliling yang terlibat.
Menariknya, mereka diberi jaket dan helm khusus dengan desain menarik bertuliskan Julak Wasi yang menjadi seragam saat berjualan keliling.
Selain itu, keranjang untuk membawa barang dagangan, payung warna-warni, dan toa kecil berisi suara dibuat sebagai promosi Julak Wasi.
Tak hanya itu, puluhan pedagang ini juga mendapat bantuan berupa sembako untuk menambah jenis dagangan yang dijual dan bahan bakar selama 2 bulan.
Menurut Kepala Diskopukmperindag Tabalong, Husin Ansari, pada peluncuran Julak Wasi, Senin (21/11/2022) di halaman Pendopo Bersinar, dalam program ini pedagang tidak hanya menjajakan ikan dan sayur, tapi juga sembako.
Tersedianya sembako dari pedagang keliling program Julak Wasi menjadi unik tersendiri, karena sebelumnya jarang dilakukan.
“Kawan Julak Wasi, tolong ambilkan barang dari BUMD atau koperasi dengan barang bersubsidi, agar barang tersebut bisa dijual ke masyarakat dengan harga murah,” ujarnya.
Husin mencontohkan, yakni tempe, Pemerintah Kabupaten Tabalong sudah memberikan subsidi kedelai kepada produsen tempe.
Saat tidak ada subsidi, tempe dijual di pasaran dengan kisaran harga Rp. 6.000 – Rp. 7.000, namun setelah disubsidi, harga di tingkat tukang bisa dijual Rp. 5.000. “Jadi, Julak Wasi bisa dijual Rp 6 ribu per buah,” kata Husin.