BANJARBARU – Jemaat Gereja Evangeli Kalimantan (GKE) tahun ini merayakan Natal di tempat yang berbeda. Di aula Mako Brimob Banjarbaru.
Ini mencerminkan perayaan Natal tahun lalu. GKE Maranatha Banjarbaru yang dulunya menjadi tempat perayaan Natal kini tak mampu lagi menampung jumlah jemaat yang banyak.
“Tahun-tahun sebelumnya banyak jemaah yang tidak kebagian kursi,” kata Ketua Umum Perayaan Natal GKE Banjarbaru, Nurdin Silitonga kemarin (23/12) siang.
Katanya, jemaah yang datang berjumlah ribuan. Diprediksi, ada sebanyak 1.200 hingga 1.300 orang.
Itu belum termasuk jemaah yang berasal dari luar Banjarbaru. Kemudian, Sungai Danau, Tanjung (Kabupaten Tabalong), Barabai (Kabupaten HST) dan daerah lainnya.
“Kemudian, kami juga mengundang berbagai pemangku kepentingan terkait di Banjarbaru,” jelasnya.
Terpaksa merayakan Natal di tempat sebelumnya, Nurdin mengaku tidak nyaman dengan masyarakat. Dapat mengganggu lalu lintas.
“Jadi dari panitia inisiatifnya di sini (Aula Mako Brimob, red),” imbuhnya.
Menilik persiapannya, pria yang juga Ketua Panitia Hari Raya GKE Banjarbaru 2022 ini mengatakan, pihaknya memotong uang jemaah yang diperuntukkan untuk ibadah.
Pengumpulan dana tunai bervariasi, mulai dari penjualan kupon doorprize di setiap konvensi, maupun dari donasi dari lingkungan konvensi.
Adapun kepanitiaan sudah dibuat sejak Maret lalu. Panitia tidak hanya untuk perayaan Natal secara umum. Namun, juga untuk Hari Paskah, Hari Kesejahteraan Jemaat GKE.
“Sebelum Natal Umum, sudah ada Natal Kategoris untuk Seksi Kepemudaan dan Kepemudaan, Layanan Perempuan, Layanan Ayah,” jelasnya.
“Untuk Natal publik ini, persiapan dimulai pada 15 Desember,” tambahnya.
Kemudian, jika sebelumnya perayaan Natal dilakukan secara daring, kini bisa dilakukan secara tatap muka. Dan inilah perayaan yang dirindukan banyak jemaat.
Kendati demikian, pihaknya juga tetap menggelar perayaan live streaming.
“Ini untuk jemaah yang tidak bisa hadir. Karena lokasinya cukup jauh atau sudah tua,” ujarnya.
Selain itu, dan uang lebih penting, Nurdin mengaku bersyukur, akhir-akhir ini masyarakat umum sudah bisa menerima perbedaan. Itu tercermin dari hajatan yang digelar.
“Ada antusiasme dan dukungan dari komunitas agama lain. Adanya dukungan dari pemerintah dan pihak terkait lainnya. Seperti Pak Komando Brimob yang bersedia meminjamkan balai,” ujarnya.
“Semoga kerukunan antar umat beragama dapat terjaga,” harapnya.
Secara terpisah, Ketua MUI Banjarbaru KH Nusyahid Ramli mengingatkan pentingnya moderasi beragama dalam kehidupan.
“Manusia diciptakan di muka bumi ini sungguh beragam. Karena itu, tempatkan posisi kita sebagai umat Islam yang rahmatan lil alamin,” ujarnya.
Kemudian, beliau juga menegaskan bahwa umat Islam tidak boleh menghina orang lain dengan mengutamakan akhlak yang baik.
“Akibat dari kehinaan, hanya akan membuat kerusakan di bumi ini. Padahal Allah sudah jelas berfirman untuk tidak melakukan fasad di muka bumi,” pungkasnya. (mr-157)