Aksi disko jalanan yang baru-baru ini dilakukan sekelompok pemuda di Bundaran Banjarbaru membuat geram Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Banjarbaru, Said Abdullah.
Dia menegaskan, pihaknya tidak pernah membiarkan kegiatan seperti itu dilakukan di Kota Impian. “(Acara) itu murni tanpa izin,” ujarnya saat ditemui Radar Banjarmasin belum lama ini. Ia menilai kegiatan disko jalanan sangat meresahkan dan bertentangan dengan norma sosial di masyarakat.
Bahkan, menurut dia, diskotek jalanan yang belakangan ini viral telah mencederai kekhusyukan dan kesucian bulan Ramadan di ibu kota provinsi Kalimantan Selatan itu.
“Kegiatan mereka sangat tidak etis, apalagi di bulan Ramadan. Kami Pemko Banjarbaru sangat tidak setuju dengan kegiatan seperti ini,” ujarnya.
Penegasan Said itu merupakan tanggapan Pemko Banjarbaru terkait beredarnya video yang memperlihatkan aktivitas warga asyik menari di perempatan jalan tol Banjarbaru.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Radar Banjarmasin, kegiatan itu dilakukan di Bundaran Banjarbaru, Jalan A Yani Km 36. Tepatnya di seberang SPBU Bundaran arah Martapura, Rabu (12/04) dini hari, alias bertepatan dengan malam Selikur atau malam ke-21 Ramadhan kemarin. Kegiatan tersebut dilakukan dengan menggunakan mobil jenis open pick-up yang dilengkapi pengeras suara dan lampu kelap-kelip di bagian belakang.
Anda bisa melihat banyak pemuda dan pemudi menikmati lagu-lagu disko di pinggir jalan sambil menari dengan gembira. Lalu, di seberangnya juga banyak warga yang memarkir sepeda motornya di pinggir jalan seolah ingin melihat kegiatan disko jalanan.
Saya tidak tahu siapa pemilik video tersebut. Namun, dipastikan banyak pengguna jalan yang berhenti sehingga menyebabkan lalu lintas di kawasan itu terhenti.
“Naah hibak (full) disko sudah siap,” kata perekam sambil tertawa.
Bahkan salah satu warga sekitar, kata Ardi, suara keras dari kegiatan tersebut sempat meresahkan masyarakat.
“Musiknya sangat keras, dari dangdut hingga disko dimainkan. Semuanya campur aduk, dan suaranya terdengar sampai ke rumah,” katanya.
“Mungkin niatnya baik, mereka mau berbagi makan. Tapi kalau begini, jatuhnya menyebalkan. Karena tidak semua orang suka dibangunkan dengan menyalakan musik keras,” keluhnya. Menanggapi hal tersebut, Said meminta seluruh jajaran di bawahnya untuk meningkatkan perhatian dan pengawasan terhadap lingkungan masyarakat.
“Karena kejadian ini akan bersentuhan langsung dengan kenyamanan masyarakat. Jadi kita tidak bisa membiarkan ini terjadi begitu saja. Harus ditindak dan tidak boleh ada lagi,” ujarnya.
Selain itu, ia juga mengajak masyarakat untuk juga terlibat. Misalnya, jika melihat indikasi akan ada kegiatan seperti itu, Said meminta masyarakat melaporkannya ke pihak berwajib, misalnya Satpol PP dan kepolisian.
“Laporkan saja ke kami, pasti akan kami tindak. Jangan coba-coba hal seperti ini lagi terjadi di Kota Banjarbaru,” pintanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Opsdal (Kasi) Yanto Hidayat mengaku, sebenarnya malam itu pihaknya telah melakukan patroli di kawasan Bundaran Banjarbaru.
Yanto menegaskan, pihaknya tidak mau dituding ketinggalan, karena pihaknya sudah melakukan patroli di lokasi tersebut.
“Sepertinya mereka memulai kegiatannya setelah kami lewat, karena saat petugas kami lewat tidak ada kegiatan seperti itu,” katanya.
Menurutnya, masyarakat yang mengikuti kegiatan street discount bukan berasal dari Banjarbaru, melainkan hanya kebetulan lewat di bundaran Banjarbaru.
“Dari daerah tetangga. Karena di tempat kami tidak ada acara seperti itu,” ujarnya.
Karena itu Yanto menegaskan, mulai malam ini pihaknya akan memperketat pengawasan di lokasi tersebut.
“Kalau ada kegiatan seperti ini lagi, mereka akan kami bubarkan dan kami minta mereka kembali ke rumah masing-masing. Karena saya yakin warga Banjarbaru menginginkan suasana Ramadhan yang nyaman dan kondusif,” pungkasnya.