ASKARA – Ikan mingkih (Cestraeus plicatilis CV), ikan endemik sungai Batang Pelangai Gadang di Kecamatan Ranah Pesisir, Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat terancam punah. Hal ini karena jalur migrasi atau jalur ikan yang hidup di hulu sungai dan bertelur di muara sungai terhalang atau terputus oleh bendung Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang dibangun oleh PT Dempo Sumber Energi ( PT DSE). Bendung yang dibangun untuk memutus aliran air sungai tidak dilengkapi dengan tangga atau jalur khusus untuk migrasi ikan naik turun (fishway).
Hal itu diungkapkan Anggota DPRD Kabupaten Pesisir Selatan dari Fraksi Partai Amanat Nasional, Novermal, SH, MH dalam keterangan tertulis, Senin (9/1).
“Dinas Perkimtan dan LH Kabupaten Pesisir Selatan, Dinas LH Provinsi Sumbar, dan KLHK harus segera mengevaluasi dokumen lingkungan PLTMH PT DSE di sungai Batang Pelangai Gadang,” ujar Novermal.
“Karena bendung yang mereka bangun tidak dilengkapi fishway,” ujarnya.
Bendung yang tidak dilengkapi fishway, kata dia, mengancam kelestarian ikan endemik sungai Batang Pelalangai Gadang, yakni Ikan Mingkih.
“Sebab, jalur migrasi mereka untuk bertelur ke muara sungai terhalang atau terputus oleh bendung PLTMH,” ujarnya.
Kini, jelasnya, jalur sungai dari bendung hingga muara debit air dari turbin PLTMH kurang lebih sepanjang 1,5 kilometer tidak lagi dialiri air alias kering.
Menurut Novermal, Ikan Mingkih hanya ada di Kabupaten Pesisir Selatan, salah satunya di sungai Batang Pelangai Gadang di Kecamatan Ranah Pesisir.
“Ikan Mingkih mirip dengan Ikan Gariang, tetapi dagingnya tidak berduri dan sisiknya empuk,” jelasnya seraya menambahkan ikan ini hidup di hulu sungai, dan bertelur di muara sungai.
Pada musim pemijahan, jelas Novermal, ikan-ikan ini akan turun ke muara sungai, dan setelah bertelur, mereka akan kembali berkelompok ke hulu sungai. Dan, setelah anak-anak mereka menetas, rombongan pun ikut menyusuri sungai.
Novermal menambahkan, Ikan Mingkih merupakan jenis ikan herbivora, yakni lumut yang tumbuh di bebatuan besar di dasar sungai. Ikan ini juga memakan buah dan daun yang jatuh ke sungai. Ikan ini bersifat catadromous yaitu bermigrasi atau bermigrasi dari hulu sungai ke laut di depan muara sungai untuk bertelur atau bertelur. Proses hijrah untuk bertelur pada musim hujan lebat pada hari pertama sampai hari kedelapan bulan gelap, memuncak pada bulan Syafar dan Mulud pada tahun Hijriyah.
“Ikan ini turun ke muara sungai saat banjir mulai surut dan air mulai jernih,” jelasnya.
“Saya sudah melihat langsung bagaimana kondisi air sungai Batang Pelalangai Gadang yang disalin untuk menjalankan turbin PLTMH, alhasil alur sungai sepanjang kurang lebih 1,5 kilometer, dari bendung hingga muara pembuangan air dari PLTMH. turbin, keringkan,” tambahnya. Normal.
Dan bendung PLTMH, kata dia, tidak dilengkapi jalur ikan bagi Ikan Mingkih untuk pergi bertelur ke muara sungai, dan kembali ke hulu setelah bertelur.
“Kondisi ini bisa menyebabkan Ikan Mingkih punah,” ujarnya.
Sebagai anggota DPRD dan warga asli Nagari Pelangi, Novermal sangat welcome dengan investasi, tapi jangan musnahkan ikan asli di sungai kita.
Ia meminta PT DSE segera membangun tangga atau jalur khusus agar ikan Mingkih bisa sampai ke muara sungai dan kembali ke hulu setelah bertelur.
“Kalau tidak, siap-siap digugat Anak Nagari Pelangii,” pungkasnya.