Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Tapin menargetkan 10 medali emas dari seluruh cabang olahraga yang akan diikuti pada Pekan Olahraga Mahasiswa Daerah (Popda) Kalsel.
Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Dispora Tapin, Aminah mengatakan, ada 10 cabang olahraga yang dipertandingkan pada Popda yang berlangsung pada 24-28 Mei 2023 di Banjarmasin.
“Karena ada 10 cabor, kami targetkan 10 emas. Doakan kami bisa mencapai target tersebut,” ujarnya di Rantau, Tapin, Jumat.
Target 10 emas diyakini bisa tercapai karena semua atlet sudah dipersiapkan sejak tiga bulan terakhir usai seleksi di kabupaten tersebut.
“Total ada 80 atlet yang ikut. Mereka pelajar dan paling muda SD, untuk judo dan karate,” jelasnya.
Semua cabang olahraga yaitu gulat, panjat tebing, karate, taekwondo, kempo, judo, renang, menembak, panahan dan atletik.
“Semoga para atlet pelajar Tapin bisa berprestasi,” harapnya.
Sebelumnya, Ketua KONI Kabupaten Tapin Juanda memperjuangkan kenaikan dan pencairan bonus bagi pemenang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Kalsel 2022
Terkait besaran bonus, Juanda mengatakan pihaknya juga memperhatikan kemampuan keuangan daerah saat ini.
“Kami masih memperebutkan nilai bonus yang lebih tinggi dari Porprov sebelumnya,” ujarnya.
Berdasarkan nilai submission KONI Tapin, bonus bagi peraih medali Porprov Kalsel 2022 meningkat 15 persen lebih dari sebelumnya. Plus, ada juga bonus untuk pelatih dan olahraga.
Berikut nilai medali perorangan dan ganda Rp 17,5 juta (emas), Rp 12 juta (perak) dan Rp 7,5 juta (perunggu). Kemudian untuk medali beregu sekitar Rp 20 juta (emas), Rp 15 juta (perak) dan Rp 10 juta (perunggu).
Sedangkan untuk kategori beregu Rp25 juta (emas), Rp20 juta (perak), dan Rp15 juta (perunggu).
Tak hanya atlet yang mendapatkan bonus bagi peraih medali juara, Juanda juga mengusulkan bonus sebesar 5 persen untuk pelatih dan 2,5 persen untuk olahraga (olahraga).
“Persentase bonus pelatih dan olahraga disesuaikan dengan masing-masing medali yang diraih,” ujarnya.
Diakui Juanda, alokasi khusus untuk pelatih dan cabang olahraga terkesan kecil. Namun upaya dengan segala keterbatasan tersebut dapat mengurangi masalah pembagian keuntungan antara atlet dan pelatih.