Banjarmasin (ANTARA) – Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan, Ryza Ramadie Ganie, mengatakan saat ini realisasi investasi di daerahnya mencapai Rp 434 miliar selama semester I 2022.
“Target tahun 2022 Rp 1,1 triliun,” ujarnya di Kota Rantau kepada ANTARA, Minggu.
Dominasi investasi di Tapin, kata dia, ada di sektor pertambangan, perkebunan, dan pertanian.
Jika dirinci, capaian tersebut berasal dari 60 proyek Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) senilai Rp389 miliar dan 6 proyek Penanaman Modal Asing (PMA) senilai Rp44 miliar.
Dia optimistis target 2022 bisa tercapai. Berkaca pada tahun sebelumnya, kata dia, realisasi investasi di Tapin mampu melampaui target.
“Target 2021 Rp 541 miliar dan sudah tercapai 912 (168 persen),” ujarnya.
Salah satu faktor penting, realisasi ini bisa tercapai karena adanya Klinik Investasi Tamasa sebagai media untuk membangun kemudahan investasi.
Klinik investasi yang dibuat saat ia menjabat dinilai dapat membantu para pebisnis, termasuk dalam hal kendala investasi, usaha, dan permodalan.
“Klinik investasi ini hanya dimiliki Tapin di Kalsel. Ini salah satu inovasi kami,” ujarnya.
Inovasi ini diperkuat dengan Peraturan Bupati Tapin Nomor 13 Tahun 2017 tentang Klinik Penanaman Modal Tamasa.
Ryza mengatakan, pertumbuhan investasi ini harus dimanfaatkan secara optimal untuk mengurangi pengangguran di daerah. Hingga saat ini, pihaknya mengaku masih berupaya membangun relasi bisnis, misalnya antara perusahaan dengan UMKM dan BUMDes.
“Peluang bisnisnya banyak sekali,” katanya.
Selain itu, kata dia, sektor pertanian memiliki potensi besar untuk pengembangan industri hilir yang dapat menciptakan rantai ekonomi panjang di Tapin dan menyerap tenaga kerja.
Melihat tren investasi di Tapin, 10 tahun ke belakang yaitu 2021 (Rp 912 miliar), 2020 (Rp 169 miliar), 2019 (Rp 2 triliun), 2018 (Rp 347 miliar), 2017 (Rp 131 miliar), 2016 (Rp 162 miliar). miliar), 2015 (Rp 1,46 triliun), 2014 (Rp 493 miliar), 2013 (Rp 577 miliar) dan 2012 (Rp 181 miliar).
Jika melihat data Disnaker Kabupaten Tapin pada akhir tahun 2021 tercatat ada 110 nama perusahaan dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 16.208 orang.
Dari 110 perusahaan tersebut, terdapat dua sektor usaha yang mendominasi penyerapan tenaga kerja, yakni 35 perusahaan di sektor pertambangan batubara dengan 5.095 pekerja dan dari delapan perusahaan perkebunan 7.941 pekerja.
Hanya dua lapangan usaha itu yang menyerap 13.036 tenaga kerja, atau sekitar 80 persen tenaga kerja di Tapin.