Jakarta –
Tahun 2023 dikatakan sebagai tahun yang tepat untuk berinvestasi emas atau logam mulia. Karena diyakini emas akan mengalami kenaikan harga hingga mencapai rekor tertinggi.
Seperti dikutip dari goldprice.org, harga emas tercatat di kisaran US$ 1.921 per troy ounce, naik 0,98 poin atau 0,05% dibandingkan hari sebelumnya.
Dalam 5 tahun terakhir, harga emas mengalami kenaikan sebesar 584 poin atau 43,7%. Kemudian dalam 20 tahun harga emas naik 1.568 poin atau 445,11%. Jika dilihat per gram, harga emas tercatat US$ 61,76 atau naik 0,02%.
Memang, emas merupakan investasi untuk jangka panjang. Bukan investasi dalam hitungan hari, minggu atau bulan. Sehingga pembeli emas harus bersabar dan menunggu saat yang tepat untuk menjual emas yang dimilikinya.
Direktur PT Profit Forexindo Berjangka Ibrahim Asjuangbi mengatakan kenaikan harga emas ke level tertinggi akan terjadi pada semester kedua tahun ini. Dia mengatakan emas masih memiliki prospek cerah. “Bisa mencapai level US$ 2.100/troy ounce pada semester II. Pada semester I emas masih bergerak di kisaran US$ 1.900 per troy ounce,” ujarnya. detikcom.
Ia menambahkan, kenaikan harga emas tersebut karena penguatan dolar AS yang indeksnya terus bergerak dari 112 ke 155. “Selain itu, tidak ada lagi ekspektasi kenaikan suku bunga acuan bank sentral,” dia berkata.
Kemudian tingkat inflasi masih di atas 3%. Jadi ini membuat emas menjadi tempat yang aman bagi pelaku pasar. Kemudian isu geopolitik di Semenanjung Laut China Selatan dan Korea juga akan memanas.
Hal ini disebut-sebut menjadi masalah baru dalam perekonomian di Asia. Apalagi jika ada sanksi yang akan mengganggu perekonomian sehingga melambat. “Munculnya geopolitik ini akan membuat harga emas berkibar,” jelasnya.
Dia mengatakan harga emas sekarang kembali mendekati level tertinggi tujuh bulan pada hari Selasa karena pasar menunggu lebih banyak isyarat pada kebijakan moneter AS dari pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang akan datang, serta data inflasi utama.
Menurutnya, harga emas batangan mencatatkan kenaikan kuat dalam beberapa sesi terakhir, di tengah meningkatnya optimisme atas potensi perlambatan suku bunga AS.
Pembacaan inflasi untuk bulan November, serta tanda-tanda pendinginan di pasar tenaga kerja, tampaknya menunjukkan bahwa tekanan harga di ekonomi terbesar dunia telah mencapai puncaknya, membutuhkan sikap Fed yang tidak terlalu hawkish.
Dikutip dari Reuters, harga emas terus meningkat. Emas dianggap sebagai instrumen yang dapat melindungi nilai aset dari inflasi.
Namun, emas juga sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga acuan yang berpotensi mengganggu potensi imbal hasil selanjutnya.
Anggota dewan Federal Reserve Michelle Bowman mengatakan bank sentral AS harus menaikkan suku bunga lebih tinggi ke depan. Ini untuk memerangi tingkat inflasi yang tinggi dan mengganggu kondisi pasar tenaga kerja.
Alternatif Investasi Selain Emas
Andy Nugroho, Financial Planner dari Advisors Alliance Group, menjelaskan instrumen investasi 2023 sangat bergantung pada kondisi masing-masing orang. Namun tetap secara umum harus memberikan manfaat.
Misalnya, Anda bisa memilih reksa dana berbasis pasar saham dan campuran. Jika ada kemungkinan resesi maka harga saham dan reksadana akan turun dan bisa lebih murah.
Tapi perlu dicatat itu bukan keuntungan jangka pendek. Harus ada waktu untuk menghemat investasi itu. “Misalnya kita beli di harga murah, tunggu satu tahun lagi saat rebound,” ujarnya.
Andy mengatakan, pasar saham memang memiliki risiko yang tinggi dan tidak untuk semua orang. Jika Anda benar-benar ingin melakukan investasi yang aman, Anda dapat memilih ST009 dengan risiko sedang dan bunga deposito yang lebih tinggi serta keamanan yang lebih tinggi.
Tonton juga videonya : Harga Emas Naik, Warga Parepare Ramai Jualan Emas
(kil/das)