Aipda Fahriansyah (39) bertugas di Polsek Hulu Sungai Tengah (HST). Menjabat sebagai Bhabinkamtibmas di Desa Barabai Darat, Kecamatan Barabai, Kalimantan Selatan. Karakternya dikenal tulus dan bertanggung jawab.
Aipda Fahri (sapaan akrab) sudah empat tahun menjabat sebagai Bhabinkamtibmas. Ia ikhlas membantu warga, dengan cara menyisihkan gajinya untuk membeli berbagai kebutuhan pokok.
Salah satu warga yang rutin dibantu bernama Misbah (53). Misbah adalah seorang janda tua dan gelandangan. Tinggal di gubuk di tanah dengan atap karung dan dinding dengan spanduk. Gubuk itu berdiri di atas tanah bekas pabrik karet milik warga.
Ironisnya, lokasinya berada di kawasan perkotaan. Jarak tempuh dari kantor pemda hanya tiga menit dengan sepeda motor.
“Saya sudah meminta izin kepada nenek Misbah untuk tinggal di sana. Gubuk itu juga tidak permanen. Juga tidak mengganggu aktivitas,” ujar Aipda Fahri saat ditemui penulis, Selasa (6/6/2023).
Misbah tinggal sendirian. Hanya bisa berkomunikasi dengan orang-orang tertentu. Hal ini membuat Aipda Fahri iba. “Hanya untuk makan, mengharapkan bantuan orang lain. Ada bantuan pemerintah tapi tidak pasti,” ujarnya.
Dalam satu bulan, dia bisa mengunjungi Misbah empat sampai lima kali. Menyampaikan bantuan, atau sekedar melihat kondisi kesehatan. Karena usianya yang sudah tua, Misbah sering sakit-sakitan.
Keluarga Misbah sendiri tidak peduli lagi. Mereka tidak mau peduli lagi. Kini, hanya Aipda Fahri yang mau merawatnya dengan tulus dan bertanggung jawab.
“Saya sudah menganggap itu ibu saya sendiri, yang diharapkan kalau bukan kami,” ujarnya.
Awalnya, dia biasa membagikan sembako secara diam-diam. Istri dan keluarga tidak mengetahui jika uang yang digunakan adalah gaji pribadi. Secara bertahap, itu terungkap. Namun, dengan pengertian kini istrinya mendukung apa yang dilakukan Aipda Fahri.
“Sekarang istri beli bahan pokok, lalu di rumah dibungkus dibantu anak-anak. Saya yang mengantarkan ke warga,” ujarnya dengan senyum di wajahnya.
Setiap bulan ada sepuluh hingga lima belas paket sembako yang dibagikan. Sasarannya adalah anak yatim piatu, lansia, dan masyarakat berpenghasilan rendah. “Niat saya hanya membantu. Di gaji kami ada hak orang lain, 2,5 persen disumbangkan untuk membersihkan aset kami,” ujarnya.
Dalam perjalanan karirnya, Aipda Fahri telah melewati masa manis pahit menjadi Bhabinkamtibmas. Dedikasinya untuk melayani masyarakat tidak bisa diremehkan. Ada beberapa pengalaman yang paling berkesan.